Rabu, 29 Mei 2013

Cara Mudah Detoksifikasi Tubuh

1. Kurangi Asupan Gula
Detoks musiman itu bisa dimulai dengan mengurangi jumlah gula yang Anda konsumsi. Termasuk diantaranya madu dan pemanis buatan. Matt Dower, Direktur Mirbeau Inn & Spa, Skaneateles, New York mengatakan, jika anda mengkonsumsi banyak gula, maka Anda meminta tubuh untuk memproduksi banyak insulin, mengencangkan kerja pankreas dan menyakitkan. Untuk jangka panjang, kebiasaan ini bisa mengakibatkan kelelahan sangat, diabetes, kanker dan penambahan berat tubuh.

2. Mulailah dengan Air
Dower juga menyarankan untuk banyak minum air putih dengan tambahan irisan lemon di pagi hari. "Lemon membantu untuk menghidrasi kembali sistem tubuh dan melancarkan pencernaan, yang bisa membantu proses pembuangan sampah dari tubuh," tambahnya.

3. Gerakan Tubuh
Olahraga teratur mendorong sirkulasi darah dan sistem limpa. Menurut Dower, dengan berolahraga akan membantu meningkatkan pencernaan, mengurangi ketegangan, lubrikasi sendi dan memperkuat tubuh. Ini bukti tak terbantahkan. "Orang yang berolahraga secara terator memiliki  jumlah racun sangat sedikit dalam sistem tubuh mereka," terangnya.

4. Minum Banyak Teh
"Teh banyak mengandung antioksidan, tapi juga membantu hidrasi tubuh (terutama teh herbal) dan mengisi energi tubuh," ujar Ashley Karr, peneliti masalah psikologis. Lebih jauh Karr menegaskan kalau dengan meminum teh, Anda akan terhindari dari makan berlebihan dan makan sesuatu yang salah. Ingatlah bahwa kafein dalam teh berbeda dengan kafen di kopi, kafein dalam teh lebih mudah diterima sistem tubuh.

5. Makan Makanan Organik
Banyak ahli menyarankan kita untuk mengubah poa makan kita tahun ini. Salah satunya yang menyarankan adalah Chad Sarno, peneliti dan pengembang untuk Whole Foods' Health Starts Here, "Beragam buah dan sayuran yang berwatna harus menjadi fokus utama dalam diet Anda, termasuk biji-bijian utuh dan kacang-kacangan."

Anda dianjurkan untuk makan semua makanan yang ditanam dan bukan makanan yang di proses. Karena makanan yang di proses atau makanan awetan telah kehilangan beberapa nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Sayuran hijau contohnya, banyak mngandung mikronutrien tapi juga rendah kalori, jadi Anda bisa makan banyak sayuran ini.

6. Lawan Polusi Lingkungan
Jangan lupakan polusi dan penyebab alergi di sekeliling Anda. Mereka ada di udara dan bisa menjadi pemicu gejala alergi seperti mual, bengkak dan mata merah. Gunakan obat-obatan pelega nafas yang disarankan dokter untuk mengurangi udara kotor yang kita hirup.

7. Berkeringat di Sauna
Banyak yang menyarankan untuk melakukan detoksifikasi di sauna. Karena sauna merupakan tempat paling cepat untuk mengeluarkan keringat. Bahkan ibu hamil bisa segera mengurangi kelebihan berat tubuh usai melahirkan dengan pergi ke sauna.

8. Membersihkan Kulit
Sikat kulit dan minyak urut dapat membantu melepaskan racun yang ada di kulit dan menyegarkan sirkulasi.

MAKANAN TERBAIK UNTUK DETOKSIFIKASI


SEARAH JARUM JAM: ketela rambat Tiongkok, buncis, oat, jelai atau barley. (SECRET CHINA.COM, FLICKR, WIKIPEDIA)
SEARAH JARUM JAM: ketela rambat Tiongkok, buncis, oat, jelai atau barley. (SECRET CHINA.COM, FLICKR, WIKIPEDIA)
Cara terbaik detoksifikasi (mengeluarkan racun dari dalam tubuh)  sehat melalui makanan.
1. Ketela rambat atau ubi jalar
Ketela rambat atau ubi jalar mengandung serat yang mudah dicerna sehingga memudahkan gerakan usus. Cara terbaik mengonsumsinya yakni dengan memanggang atau membakarnya dan dikonsumsi tanpa dikupas. Rasanya pasti sangat lezat dan menyegarkan.
2. Buncis
Buncis dapat menghilangkan racun, merangsangdiuresis (menambah volume urine yang keluar) dan meredam rasa haus. Sup buncis juga dapat mengurangi pembengkakan. Jangan memasaknya terlalu lama jika tidak, efeknya akan berkurang karena nutrisi akan terurai.
3. Oat (sejenis gandum)
Oat dapat mengurangi ketegangan usus, merangsang gerakan usus dan mengeluarkan racun yang membandel. Akan bagus jika mengukus oat terlebih dahulu kemudian membuat jus dari hasil kukusannya. Anda juga dapat menambahkan bahan lain ke dalam jus seperti apel atau kismis, yang juga bergizi dan memperlancar buang air besar.
4. Jelai atau barley
Jelai dapat meningkatkan sirkulasi darah, merangsang diuresis dan mengurangi pembengkakan yang disebabkan oleh edema (kelebihan cairan yang terkumpul dalam rongga atau jaringan dalam tubuh). Jelai sangat bagus untuk detoksifikasi (mengeluarkan racun dari dalam tubuh). Anda dapat merebus jelai dan menambahkan sedikit gula dan mengoleskannya pada kulit untuk memutihkan kulit secara alami.

KIRI KE KANAN: millet, beras pecah utuh, kacang merah, wortel. (SECRET CHINA.COM, FLICKR, WIKIPEDIA)
5. Millet
Millet tidak mengandung zat perekat, sehingga tidak mengganggu saluran pencernaan. Dia ber-tekstur lembut dan mudah dicerna, yang membuatnya cocok untuk dikonsumsi bersama makanan detoksifikasi lainnya. Bubur millet sangat bagus untuk detoksifikasi dan merangsang diuresis. Dia juga bergizi dan bagus untuk memutihkan kulit.
6. Beras pecah utuh
Brown rice atau beras pecah utuh adalah beras yang tidak melalui proses penggilingan dan kaya serat. Ia dapat menyerap air dan lemak sehingga memberikan perasaan kenyang. Ia juga dapat menstabilkan sistem pencernaan. Cara yang baik untuk detoksifikasi yakni dengan mengonsumsi semangkuk bubur brown rice atau secangkir susu brown rice kedelai setiap pagi.
7. Kacang Merah
Kacang merah dapat merangsang gerakan usus, membantu meredakan sembelit dan memperlancar saluran kencing. Anda dapat merebus kacang merah dengan kompor listrik selama beberapa saat sebelum tidur. Kemudian minum air rebusannya keesokan harinya. Ini sangat baik untuk detoksifikasi.
8. Wortel
Wortel membantu mengobati sembelit dan kaya ß-karoten, yang dapat menetralisir racun. Fungsi wortel segar lebih bagus, karena dapat membersihkan racun, menenangkan pencernaan dan menenangkan pencernaan usus. Anda dapat membuat jus wortel dan ditambahkan madu dan jus lemon, yang memuaskan rasa haus dan baik untuk detoksifikasi.
9. Ubi Rambat Tiongkok
Ubi rambat Tiongkok dapat memperbaiki sistem pencernaan, mengurangi akumulasi lemak subkutan (di bawah kulit), dan membantu sistem kekebalan tubuh. Akan sangat bagus jika disajikan saat mentah. Bisa juga dibuat sebagai minuman sari buah bersama nanas. Kupas dan potong kecil-kecil ubi rambat Tiongkok dan nanas lantas ambil sari buahnya. Sari buah ini bagus untuk meningkatkan pencernaan dan mengatur pencernaan.

KIRI KE KANAN: burdock, asparagus, bawang, akar lotus. (SECRET CHINA.COM, FLICKR, WIKIPEDIA)
10. Burdock
Burdock dapat meningkatkan sirkulasi dan metabolisme darah dan mengatur fungsi usus. Serat yang dikandungnya dapat melembutkan kotoran, yang bagus untuk detoksifikasi dan menangani sembelit. Anda dapat membuat teh dari burdock dan meminumnya setiap saat. Burdock aman digunakan dalam jangka panjang.
11. Asparagus
Asparagus mengandung berbagai nutrisi, termasuk asparagin (salah satu jenis asam amino) dan kalium yang dapat menambah diuresis untuk menghentikan kelebihan muatan air dalam tubuh. Ujung asparagus kaya vitamin A. Akan lebih bagus jika membiarkan ujungnya sedikit di atas air saat memasak sehingga nutrisi tetap terjaga.
12. Bawang
Bawang dapat merangsang pergerakan usus dan meningkatkan fungsi pencernaan. Mereka juga kaya belerang dan bila dikombinasikan dengan protein akan bagus untuk detoksifikasi hati. Rebus satu panci sup sayur yang berbahan bawang, tambahkan beberapa sayuran tinggi serat seperti brokoli, wortel, dan seledri. Sup dapat memecah akumulasi racun dan membantu buang air besar.
13. Akar lotus
Akar lotus dapat memurnikan darah dan bertindak sebagai diuretik. Akar lotus dapat disajikan saat panas maupun dingin. Anda dapat membuat jus berbahan dasar akar lotus kemudian tambahkan sedikit madu. Anda juga bisa memanaskannya dengan api kecil, lalu tambahkan sedikit gula. Minumlah saat masih hangat.

KIRI KE KANAN: lobak, krisan, daun ketela rambat, daun lobak. (SECRET CHINA.COM, FLICKR, WIKIPEDIA)
14. Lobak
Lobak sangat bagus untuk meningkatkan diuresis. Serat yang dikandungnya juga dapat mengendurkan pencernaan dan membantu menurunkan berat badan. Dia bagus untuk detoksifikasi ketika disajikan dalam kondisi mentah. Anda dapat membuat jus atau acar darinya.
15. Krisan
Krisan kaya vitamin A yang melindungi hati dan membantu menghentikan racun dari tubuh. Dia bagus dibuat jus bersama dengan tomat, wortel, apel jeruk, dan kacang-kacangan.
16. Daun ubi jalar atau ketela rambat
Daun ubi jalar atau ketela rambat tidak pahit dan memberikan perasaan kenyang. Mereka juga dapat merangsang gerakan usus dan mencegah sembelit. Cuci daun ubi jalar segar dan masak dalam air mendidih. Ketika sudah matang aduk dengan bawang putih cincang dan sedikit garam dan minyak. Rasanya lezat dan menyegarkan.
17. Daun lobak
Daun lobak mengandung vitamin dan serat. Daun lobak dapat merangsang nafsu makan dan membantu sembelit. Bersihkan dan keringkan, kemudian buatlah jus dengan menambahkan sedikit madu. Asupan yang teratur bagus untuk detoksifikasi dan perawatan kesehatan.
18. Sichuan Aescin
Escin Sichuan dapat mengurangi gula darah dan mengobati kebiasaan sembelit. Buatlah jus dari escin Sichuan, tomat, kecambah alfalfa, paprika kuning, kiwi, kacang-kacangan, dan sedikit jus markisa atau cuka sari apel.
19. Yogurt
Yoghurt sangat kaya asam laktat yang dapat membantu sembelit dan menstabilkan perut. Dia dapat menghentikan kumpulan racun dalam saluran usus. Baik susu yogurt atau salad yogurt pilihan yang bagus. Akan lebih baik mengonsumsinya sebelum sarapan, saat perut kosong. Yogurt juga dapat memberikan rasa kenyang.
20. Cuka
Cuka baik untuk metabolisme dan pembuangan substansi asam dari dalam tubuh. Dia juga dapat meningkatkan  diuresis dan mengendurkan perut. Minum larutan cuka setelah sarapan dan makan malam setiap hari. Bagus untuk kesehatan Anda.

9 Alasan Mengapa Anda Harus Melakukan Detoksifikasi Tubuh

9 alasan mengapa Anda harus melakukan detoksifikasi tubuh hari ini!
Illustration
Melakukan detoksifikasi merupakan salah satu hal yang sangat dianjurkan dan bermanfaat bagi kesehatan. Namun, sebenarnya apa saja yang menjadi alasan kenapa Anda harus melakukan proses detoksifikasi? Simak 9 alasannya hanya disini.
Pencegahan penyakit di masa depan
Melakukan detoksifikasi tubuh akan membantu Anda menangkal setiap penyakit yang ada di masa depan. Tidak ada yang lebih baik dalam melakukan pencegahan daripada menyingkirkan racun di dalam tubuh. Banyak penyakit yang umum saat ini adalah berkaitan dengan polusi lingkungan dan dengan detoksifikasi, tubuh dapat melepaskan bahan kimia berbahaya, sehingga meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk dapat berfungsi dengan baik.
Membersihkan usus besar
Setelah program detoks usus akan membantu menghilangkan lendir yang berlebihan dan limbah dari saluran pencernaan Anda. Segera setelah Anda memulai detoksifikasi tubuh, Anda akan melihat sebuah keringanan dalam saluran pencernaan Anda. Buang air besar Anda juga akan mulai untuk meningkatkan dan Anda akan terbebas dari kelebihan kembung dan gas.
Menurunkan Berat Badan
Detoksifikasi juga dapat membantu Anda melepaskan berat badan ekstra yang. Tubuh memiliki mekanisme pembakaran lemak alami. Namun  sering kali, racun bersarang di dalam sistem sehingga benar-benar dapat memblokir kemampuan alami tubuh untuk menghilangkan lemak.
Mengurangi Rasa Sakit
Racun yang mengkristal adalah salah satu penyebab paling umum rasa sakit yang berkepanjangan. Dengan mengeluarkan racun, maka Anda akan mengizinkan tubuh untuk tidak memiliki rasa sakit.
Sebagai Pengobatan Berbagai Penyakit
Banyak penyakit umum yang secara langsung berhubungan dengan racun dalam darah. Dengan menghapus racun di dalam tubuh, maka Anda akan mengurangi beberapa rasa sakit, seperti sakit kepala, migrain, dan kram, sehingga tidak lagi memerlukan perawatan farmasi.
Meningkatkan Metabolisme
Mengikuti program detoksifikasi tubuh akan membantu membantu meningkatkan metabolisme dalam tubuh Anda. Setelah Anda mulai kehilangan berat badan dan saluran pencernaan menjadi lebih bersih, tubuh Anda akan mampu mencerna makanan dengan kecepatan yang lebih efisien.
Meningkatkan Penyerapan Nutrisi
Ketika saluran pencernaan Anda tersumbat dengan sampah yang berlebihan, akan sulit bagi semua nutrisi dalam makanan untuk diserap. Melakukan detoksifikasi tubuh akan membantu membersihkan sampah yang berlebihan dalam usus besar, sehingga meningkatkan tingkat penyerapan vitamin dan mineral dalam makanan yang kita makan.
Meningkatkan Tingkat Energi & Vitalitas
Setiap orang yang telah melakukan proses detoksifikasi akan lebih segar. Mereka mendapatkan lebih banyak energi yang memungkinkan mereka untuk menyelesaikan tugas sehari-hari dengan semangat baru.
Memurnikan Hati
Hati adalah tempat di mana racun berbahaya dimetabolisme. Dengan 300 bahan kimia yang berbeda dan menuju ke hati, maka tidak mengherankan bahwa ini adalah organ yang paling menderita. Melakukan detoksifikasi tubuh dapat membantu meringankan pekerjaan hati.

Intubasi dan Mekanisme Ventilasi



Contoh Genogram



Rabu, 22 Mei 2013

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus (Kencing Manis)



A.     Pengertian
Pada bab ini penulis ingin mengemukakan beberapa pengertian tentang diabetes melitus antara lain menurut:

Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau insensitivitas sel terhadap insulin. (Elizabeth, 2000)

Sedangkan menurut Arjatmo, (2002) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relative.

Pengertian lain tentang diabetes melitus menurut Brunner and Suddart, (2002), mengemukakan bahwa diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

Pengertian lain menurut WHO, bahwa diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena
adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relative yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol.

B.     Patofisiologi
Insulin dihasilkan oleh pankreas yang mempunyai fungsi endokrin yang dilakukan oleh pulau-pulau langerhans yaitu sel alfa, beta, gama. Sel alfa berfungsi mensintesa glukagon untuk meningkatkan kadar gula dalam darah dengan cara meningkatkan konversi glikogen menjadi glukosa dalam hati. Sedangkan sel beta berfungsi mensintesa insulin untuk menurunkan  kadar gula dalam darah dengan cara meningkatkan glukosa ke dalam sel tubuh. Sedangkan sel gama digunakan untuk metabolisme makanan. Pada seseorang yang menderita diabetes melitus mengalami peningkatan kadar gula dalam darah yang diakibatkan karena kekurangan insulin baik absolut maupun relative. Pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Pada umumnya diabetes melitus disebabkan oleh beberapa faktor.

1.      Diabetes tipe 1
Faktor genetik. Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggungjawab atas antigen transplantasi dan proses imum lainnya.

Faktor-faktor imunologi. Adanya respons autoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu autoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.

Faktor lingkungan. Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.

2.      Diabetes tipe 2
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
Pada seseorang yang menderita diabetes mellitus, maka kadar glukosa dalam darahnya tinggi. Jika kadar glukosa dalam darah tinggi, akan menyebabkan ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa, akibatnya glukosa tersebut tersaring keluar dan muncul melalui urine yang disebut glukosuria. Ketika glukosa ini dikeluarkan berlebihan melalui urine, akan mengakibatkan pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan juga melalui urine yang dikenal dengan diuresis osmotic. Akibat dari kehilangan cairan yang berlebihan, klien akan sering bak atau disebut dengan poliuria, dan karena sering bak klien akan merasa sering haus atau disebut dengan polidipsia. Penurunan insulin juga mengakibatkan gangguan metabolisme lemak dan protein yang mengakibatkan penurunan berat badan yang mengakibatkan peningkatan nafsu makan atau polifagia.

C.     Klasifikasi Diabetes Mellitus.
Diabetes mellitus dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Diabetes mellitus type insulin/ type 1
Insulin Dependen diabetes mellitus (IDDM), klien tergantung pada pemberian insulin untuk mencegah terjadinya ketoasidosis dan mempertahankan hidup. Biasanya pada anak-anak atau usia muda dapat disebabkan karena keturunan.

2.      Diabetes mellitus type II
Non Insulin Dependen diabetes mellitus (NIDDM) yang disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pankreas, tetapi biasanya resistensi aksi insulin pada jaringan perifer. Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan obesitas.

3.      Diabetes mellitus type lain
a.       Diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pankreas, kelainan hormonal, diabetes karena obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin, kelainan genetik dan lain-lain.
b.      Obat-obat yang dapat menyebabkan huperglikemia antara lain :
Furasemid, thyasida diuretic glukortikoid, dilanting dan asam hidotinik
c.       Diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan, tidak dikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan kehamilan meningkat sekresi hormon pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.

D.    Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan Diabetes Melitus adalah:
1.      Komplikasi akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek dari glukosa darah.
a.       Hipoglikemia.
b.      Ketoasidosis diabetic.
c.       Sindrom hiperglikemik hiperosmolar non ketotik.

2.      Komplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.
a.       Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi koroner, vaskular perifer dan vaskular selebral.
b.      Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati) dan ginjal (nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk memperlambat atau menunda awitan baik komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular.
c.       Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi serta menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki.

E.     Penatalaksanaan
1.      Penatalaksanaan Medis
a.       Tablet OAD (Oral Antidiabetes)
b.      Indikasi penggunaan insulin
c.       Jenis-jenis insulin:
1)      Short acting ½-1 jam, puncak 2-3 jam, durasi kerja 4-6 jam, biasanya diberi 20-30 menit sebelum makan.
2)      Intermediate acting 3-4 jam, puncak 4-12 jam, durasi kerja 16-20 jam, diberi sesudah makan.
3)      Long acting 6-8 jam, puncak 12-16 jam, durasi kerja 20-30 jam, untuk mengendalikan kadar gula darah puasa.

2.      Penatalaksanaan Keperawatan
a.       Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM, melalui bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video, dan diskusi kelompok.
b.      Pemantauan glukosa darah sendiri.
c.       Perawatan kulit dengan cara memberikan lotion pada kulit agar tetap lembut.

3.      Penatalaksanaan Diit
a.       Syarat diet DM hendaknya dapat:
1)      Memperbaiki kesehatan umum penderita
2)      Mengarahkan pada berat badan normal
3)      Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
4)      Mempertahankan kadar KGD normal
5)      Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
6)      Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.
7)      Menarik dan mudah diberikan
b.      Prinsip diet DM, adalah:
1)      Jumlah sesuai kebutuhan
2)      Jadwal diet ketat
3)      Jenis: boleh dimakan/tidak
c.       Latihan Jasmani
Latihan sangat penting untuk dalam penatalaksanaan diabetes yang berguna untuk menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi faktor risiko penyakit pada kardiovaskuler. Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Macam-macam latihan jasmani adalah jalan, jogging, bersepeda, dan berenang.
d.      Diit DM sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan kandungan kalorinya:
1)      Diit DM I : 1100 kalori
2)      Diit DM II : 1300 kalori
3)      Diit DM III : 1500 kalori
4)      Diit DM IV : 1700 kalori
5)      Diit DM V : 1900 kalori
6)      Diit DM VI : 2100 kalori
7)      Diit DM VII : 2300 kalori
8)      Diit DM VIII : 2500 kalori
Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
Diit IV s/d V                 : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal
Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus. Diabetes remaja, atau diabetes komplikasi.

F.      Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada klien dengan Diabetes Melitus menurut Doenges (2000) didapatkan data sebagai berikut:
1.      Aktivitas/  Istirahat
Kaji adanya lemah, letih, sulit bergerak, gangguan tidur.

2.      Sirkulasi
Kaji adanya riwayat hipertensi, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama.

3.      Integritas Ego
Kaji adanya stress, tergantung pada orang lain, ansietas.

4.      Eliminasi
Kaji adanya poliuria, nocturia, rasa nyeri, nyeri tekan abdomen, diare.

5.      Makanan/ Cairan
Kaji adanya mual, muntah, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan.

6.      Neurosensori
Kaji adanyapusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, mengantuk.

7.      Nyeri/ Kenyamanan
Kaji adanya nyeri yang ditandai dengan wajah meringis, tampak berhati-hati jika bergerak.

8.      Pernafasan
Kaji adanya batuk dengan atau tanpa sputum, merasa kekurangan oksigen.

9.      Keamanan
Kaji adanya kulit kering, gatal, ulkus kulit yang ditandai dengan demam, lesi.

10.  Seksualitas
Kaji adanya masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita.

11.  Penyuluhan/ Pembelajaran
Kaji adanya faktor risiko keluarga, DM, jantung, stroke, hipertensi.

12. Pemeriksaan Diagnostik
a.       Adanya kadar glukosa darah yang tinggi secara abnormal. Kadar gula darah pada waktu puasa > 140 mg/dl. Kadar gula sewaktu >200 mg/dl.
b.      Tes toleransi glukosa. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam pp >200 mg/dl.
c.       Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi daripada darah vena, serum/plasma 10-15% daripada darah utuh, metode dengan deproteinisasi 5% lebih tinggi daripada metode tanpa deproteinisasi.
d.      Glukosa urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah > 160-180% maka sekresi dalam urine akan naik secara eksponensial, uji dalam urin: + nilai ambang ini akan naik pada orang tua.
e.       Benda keton dalam urine.
f.        Pemeriksan lain: fungsi ginjal ( Ureum, creatinin), Lemak darah: (Kholesterol, HDL, LDL, Trigleserid), Ffungsi hati, antibodi anti sel insula langerhans ( islet cellantibody).

G.    Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data menurut Doenges (2000), dan Brunner & Suddarth (2002) ditemukan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan oral/ mual.
3.      Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi.
4.      Risiko tinggi terhadap perubahan sensori perseptual berhubungan dengan ketidakseimbangan glukosa/ insulin.
5.      Kelelahan berhubungan dengan insufisiensi insulin.
6.      Ketidakberdayaan berhubungan dengan ketergantungan pada orang lain/ penyakit jangka panjang yang tidak dapat diobati.
7.      Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
8.      Potensial ketidakmampuan melakukan perawatan mandiri berhubungan dengan gangguan fisik.
9.      Ansietas berhubungan dengan ketakutan terhadap komplikasi diabetes.

H.    Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka perencanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.      Diagnosa keperawatan: Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi.
Kriteria hasil  :
Tanda-tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat secara individu, dan kadar elektrolit dalam batas normal.

Perencanaan   :
a.       Pantau tanda-tanda vital.
b.      Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.
c.       Pantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.
d.      Timbang berat badan setiap hari.
e.       Berikan terapi cairan sesuai indikasi.

2.      Diagnosa keperawatan: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan oral/ mual.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil  :
Mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat, menunjukkan tingkat energi biasanya, berat badan stabil atau bertambah.
Perencanaan   :
a.       Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan oleh pasien.
b.      Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
c.       Identifikasi makanan yang disukai/dikehendaki termasuk kebutuhan etnik/kultural.
d.      Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi.
e.       Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi.

3.      Diagnosa keperawatan: Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil  :
Mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi.
Perencanaan   :
a.       Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan.
b.      Tingkatkan upaya untuk pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua orang yang berhubungan dengan pasien termasuk pasiennya sendiri.
c.       Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif.
d.      Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh.
e.       Lakukan perubahan posisi, anjurkan batuk efektif dan nafas dalam.

4.      Diagnosa keperawatan: Risiko tinggi terhadap perubahan sensori perseptual berhubungan dengan ketidakseimbangan glukosa/ insulin.
Tujuan : Perubahan sensori perseptual tidak terjadi.
Kriteria hasil  :
Mempertahankan tingkat kesadaran/orientasi, mengenali dan mengkompensasi adanya kerusakan sensori.
Perencanaan   :
a.       Pantau tanda-tanda vital dan status mental.
b.      Panggil pasien dengan nama, orientasikan kembali sesuai dengan kebutuhannya.
c.       Pelihara aktivitas rutin pasien sekonsisten mungkin, dorong untuk melakukan kegiatan sehari-hari sesuai kemampuannya.
d.      Selidiki adanya keluhan parestesia, nyeri atau kehilangan sensori pada paha/kaki.
5.      Diagnosa keperawatan: Kelelahan berhubungan dengan insufisiensi insulin.
Tujuan : Kelelahan berkurang.
Kriteria hasil  :
Mengungkapkan peningkatan tingkat energi, menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.
Perencanaan   :
a.       Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas.
b.      Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup.
c.       Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum/sesudah melakukan aktivitas.
d.      Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi.

6.      Diagnosa keperawatan: Ketidakberdayaan berhubungan dengan ketergantungan pada orang lain/ penyakit jangka panjang yang tidak dapat diobati.
Tujuan : Perasan ketidakberdayaan berkurang.

Kriteria hasil  :
Mengakui perasaan putus asa, mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi perasaan, membantu dalam merencanakan perawatannya sendiri dan secara mandiri mengambil tanggung jawab untuk aktivitas perawatan diri.
Perencanaan   :
a.       Anjurkan pasien/keluarga untuk mengekspresikan perasaannya tentang perawatan di rumah sakit dan penyakitnya secara keseluruhan.
b.      Tentukan tujuan/harapan dari pasien atau keluarga.
c.       Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri sendiri dan berikan umpan balik positif sesuai dengan usaha yang dilakukannya.
d.      Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri sendiri.

7.      Diagnosa keperawatan: Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
Tujuan : Pengetahuan tentang penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan dapat meningkat.
Kriteria hasil  :
Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit, mengidentifikasi hubungan tanda/gejala dengan proses penyakit dan menghubungkan gejala dengan faktor penyebab, dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan.
Perencanaan   :
a.       Ciptakan lingkungan saling percaya
b.      Diskusikan dengan klien tentang penyakitnya.
c.       Diskusikan tentang rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat.
d.      Diskusikan pentingnya untuk melakukan evaluasi secara teratur dan jawab pertanyaan pasien/orang terdekat.

8.      Diagnosa keperawatan: Potensial ketidakmampuan melakukan perawatan mandiri berhubungan dengan gangguan fisik.
Tujuan : Perawatan diri terpenuhi
Kriteria hasil  :
Klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri/ dibantu keluarga.
Perencanaan   :
a.       Berikan penyuluhan kepada pasien tentang cara perawatan diri mandiri di rumah.

9.      Diagnosa keperawatan: Ansietas berhubungan dengan ketakutan terhadap komplikasi diabetes.
Tujuan : Ansietas tidak terjadi.
Kriteria hasil  :
Klien tidak tampak cemas.
Perencanaan   :
a.       Berikan dukungan emosional untuk klien.
b.      Luangkan waktu untuk mendampingi klien yang ingin mengungkapkan emosinya.
c.       Hilangkan kesalahpahaman klien dan keluarga tentang penyakit diabetes melitus.

I.       Pelaksanaan Keperawatan
Menurut Potter (2005), pelaksanaan merupakan pengelolaan, perwujudan, dan rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien dapat berupa tindakan mandiri maupun kolaborasi. Dalam pelaksanaan tindakan, langkah-langkah yang dilakukan adalah mengkaji kembali keadaan klien, validasi rencana keperawatan, menentukan kebutuhan dan bantuan yang diberikan serta menerapkan strategi tindakan yang dilakukan pada klien dan respon pada setiap tindakan dan didokumentasikan dalam catatan keperawatan. Dalam pendokumentasian catatan keperawatan hal yang perlu didokumentasikan adalah waktu tindakan dilakukan, tindakan dan respon klien serta diberi tanda tangan. Sebagai aspek legal dari dokumentasi yang dilakukan.

J.      Evaluasi
Evaluasi menurut Hidayat (2007) merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Sedangkan menurut Potter (2005) evaluasi merupakan aspek penting didalam proses keperawatan karena menghasilkan kesimpulan apakah intervensi keperawatan perlu ditinjau kembali atau dimodifikasi dalam evaluasi prinsip objektifitas, rehabilitas dan validasi dapat dipertahankan agar keputusan yang diambil tepat. Evaluasi proses keperawatan ada dua yaitu evaluasi proses (formatif) dan evaluasi hasil (sumatif). Evaluasi proses (formatif) adalah evaluasi yang dilakukan segera setelah tindakan dilakukan dengan didokumentasikan pada catatan keperawatan.