A.
Anatomi Sistem Reproduksi Wanita
1. Genetalia Eksterna (vulva)
Yang terdiri dari:
a. Tundun (Mons veneris)
Bagian yang menonjol
meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai
ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak,
terletak di atas simfisis pubis.
b. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari
mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah dan
membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutup rambut, yang merupakan
kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa
rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran
labia mayora pada wanita dewasa panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1
– 1,5 cm. Pada anak-anak kedua labia mayora sangat berdekatan.
c. Labia Minora
Bibir kecil yang
merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap
labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna
kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan
frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium
vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette.
d. Klitoris
Merupakan bagian penting
alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis mengandung banyak
pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan
penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan
panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.
e. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang
berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6 buah
lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara
kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar
bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi
rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri
Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen.
f. Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat
kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian
besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi
dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita
berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku
dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu
jari. Saat
melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian
posterior.
g. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva
dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus
levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja
dari sphincter ani.
2. Genetalia Interna
a. Vagina
Merupakan saluran
muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan
muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus
levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.
Vagina terletak antara
kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding
belakangnya sekitar 11 cm.
Bagian serviks yang
menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung)
vagina menjadi:
-Forniks anterior
-Forniks dekstra
-Forniks posterior
-Forniks sisistra
Sel
dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH
4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
1) Saluran untuk
mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
2) Alat hubungan seks.
3) Jalan lahir pada waktu persalinan.
b. Uterus
Merupakan Jaringan otot
yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum. Dinding
belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah
berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri
uterina yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna
(arterihipogastrika interna).
Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
1) Korpus uteri : berbentuk segitiga
2) Serviks uteri : berbentuk silinder
3) Fundus uteri : bagian korpus uteri yang
terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan
posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan parametrium.
Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm,
nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus
dapat menahan beban hingga 5 liter
Dinding uterus terdiri dari
tiga lapisan :
a) Peritonium
Meliputi dinding rahim
bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan penebalan yang diisi
jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi
tuba dan mencapai dinding abdomen.
b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri
dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada
lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan
tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot
ini membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah
terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti. Makin kearah
serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian
rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan
batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum
(dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir
serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan
meregang saat persalinan.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat
lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium. Variasi tebal,
tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal
dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan
menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan
epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara
terus-menerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang
panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang
menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah:
1) Ligamentum latum
• Ligamentum latum seolah-olah tergantung
pada tuba fallopii.
2) Ligamentum rotundum (teres uteri)
• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
• Fungsinya menahan uterus dalam posisi
antefleksi.
3) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding
panggul.
4) Ligamentum kardinale Machenrod
• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan
ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh darah menuju
uterus.
5) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum
kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
6) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar
sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.
d. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan
tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8 mm.
fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat
ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat
terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.
e. Ovarium
Merupakan kelenjar
berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan
terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah
folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan
(hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan
mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak
100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause.
Ovarium yang disebut juga
indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a.
Memproduksi ovum
b.
Memproduksi hormone estrogen
c.
Memproduksi progesteron
Memasuki pubertas yaitu
sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang
mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada
wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita
seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut
ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut
menarche.
Awal-awal menstruasi sering
tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi.
Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan
tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur
dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai
dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita.
B. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
1. Hormon Reproduksi pada wanita
a. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum.
b. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang
sekresi hormone LH.
c. Hormon LH yang berfungsi merangsang
terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum).
d. Hormon progesteron yang berfungsi untuk
menghambat sekresi FSH dan LH
a.
Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh
ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk
reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri
perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh,
rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan
membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks
dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
b. Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh
korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat
menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama
trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
c. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang
diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl
stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen
akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi
rendah, begitupun sebaliknya.
d. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan
gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari
GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang
akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
e. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel
kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan
folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya
ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam
menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam
darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1
jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
f. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia
kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin
meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml),
kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali
sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan
dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid
terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi
imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda
kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
g. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis
anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air
susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan
sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh
plasenta (HPL / Human Placental Lactogen). Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin
tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki
efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan
(hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan
ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.
Berbeda dengan sel sperma yang diproduksi seumur hidup oleh pria,
sel telur pada wanita terbatas jumlahnya. Jumlah sel telur wanita, pada usia
tujuh tahun adalah sekitar 300.000. Akan tetapi, jumlah tersebut berkurang
seiring waktu. Selama masa reproduksi, sel telur yang akan dilepaskan hanya
sekitar 400–500 buah sel telur (Starr and Taggart, 1995: 780). Sel t elur
tersebut diovulasikan setiap bulan mulai dari masa aktif reproduksi saat
menstruasi kali pertama. Jadi, kurang lebih wanita akan mengalami masa subur
dalam waktu 33 hingga 41 tahun atau dalam rentang usia 12 hingga 45–63 tahun.
Oosit primer telah dibentuk pada saat organogenesis bayi di dalam rahim dan telah mencapai tahap profase I. Setelah oosit terbentuk, oosit mengalami masa penantian (arestasi) hingga akhirnya wanita tersebut mulai memasuki masa subur yang ditandai dengan menstruasi. Kemudian, oosit melanjutkan pembelahan meiosisnya menjadi dua buah oosit sekunder. Salah satu dari oosit tersebut, akan mengalami degenerasi sehingga hanya ada satu oosit yang akan berkembang. Oosit degeneratif ( badan polar) hasil meiosis I tidak akan ikut dalam meiosis II. Oosit sekunder, lalu akan mengalami pembelahan meiosis kedua menghasilkan satu buah oosit fungsional. Oosit fungsional tersebut kemudian yang akan diovulasikan setiap bulan (dalam periode lebih kurang 28 hari) selama masa subur wanita.
3. Menstruasi
Siklus mnstruasi terbagi
menjad 4. wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan akan mengeluarkan
darah dari alat kandungannya.
1.Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana
endometrium terlepas dari rahim dan adanya pendarahanselama 4hari.
2.Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana
terjadi proses terbentuknya endometrium secara bertahap selama 4hr
3.Stadium intermenstruum (proliferasi),
penebalan endometrium dan kelenjar tumbuhnya lebih cepat.
4.Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan
kelenjar dan adanya penimbunan glikogen guna mempersiapkan endometrium.
Pada siklus ovulasi, sel telur yang tidak dibuahi harus dikeluarkan dari dalam tubuh bersamaan dengan pendukung implantasi bayi di dinding rahim, yaitu endometrium. Proses peluruhan dinding rahim dan dibuangnya sel telur yang tidak dibuahi ini, disebut menstruasi.
Secara hormonal, proses ini diawali dengan
diproduksinya hormon gonadotropin ( gonadotropin releasing hormone ) yang akan
memerintahkan pituitari untuk menghasilkan hormon FSH (folikel stimulating
hormone ) dan
LH (luteinizing hormone ). FSH dan LH ini akan menginisiasi (merangsang) pembentukan folikel tempat pematangan sel telur di dalam ovarium. Folikel yang berkembang akan menghasilkan hormon estrogen.
LH (luteinizing hormone ). FSH dan LH ini akan menginisiasi (merangsang) pembentukan folikel tempat pematangan sel telur di dalam ovarium. Folikel yang berkembang akan menghasilkan hormon estrogen.
FSH, LH, dan hormon estrogen akan berpengaruh
terhadap pematangan sel telur selama lebih kurang dua minggu hingga tiba waktu
ovulasi. Estrogen yang dihasilkan akan berpengaruh pada perkembangan folikel,
merangsang pembentukan endometrium, serta merangsang diproduksinya FSH dan LH
lebih banyak. Hormon FSH dan LH yang melimpah di hari ke-12 siklus menstruasi
akan memengaruhi masa meiosis II hingga terjadi ovulasi.
Ovulasi terjadi di hari ke-14 dan pada waktu ini
seorang wanita dikatakan berada dalam keadaan subur. Masa subur tersebut
berlangsung selama lebih kurang 24 jam saja. Folikel yang telah ditinggalkan
oleh sel telur disebut badan kuning atau corpus luteum yang menghasilkan
hormon estrogen serta progesteron.
Kedua hormon ini bekerja menghambat sintesis FSH
dan LH sehingga jumlahnya menjadi lebih sedikit. Selain itu, mengakibatkan
penghambatan pematangan folikel lain di ovarium. Estrogen dan progesteron
bersama-sama mempersiapkan kehamilan dengan mempertebal dinding endometrium
hingga mencapai ketebalan 5 mm. Jika tidak terjadi kehamilan atau fertilisasi,
corpus luteum akan berdegenerasi sehingga produksi estrogen dan progesteron
menurun. Jika kedua hormon ini menurun, tidak ada lagi yang mempertahankan
keberadaan endometrium sehingga endometrium mengalami degenerasi. Proses ini
terjadi di hari ke-27 atau 28 dan terjadilah menstruasi.
Dengan hilangnya estrogen dan progesteron,
hormon gonadotropin dengan leluasa dapat memerintahkan pituitari hipofisis
untuk kembali memproduksi FSH dan LH dan memulai siklus menstruasi kembali.
4.. Fertilisasi dan Kehamilan
Fertilisasi terjadi jika sel telur bertemu
dengan sel sperma. Pada manusia, proses tersebut didahului dengan proses
senggama. Penis harus berada dalam keadaan tegak (ereksi ), agar dapat
mengantarkan sperma ke dalam vagina.
Penis ereksi disebabkan oleh melebarnya arteri
dan menutupnya pembuluh vena di penis. Dengan demikian ada banyak aliran darah
yang masuk dan sedikit darah yang dikeluarkan (ditahan dalam pembuluh darah
penis). Pembuluh darah juga akan memenuhi jaringan di dalam penis sehingga
penis
mengalami pemanjangan dan berubah menjadi lebih keras. Jika penis sudah ereksi, proses senggama dapat dilakukan. Pada saat penis memasuki vagina, reseptor di penis akan menerima rangsangan sentuhan yang menyebabkan dikeluarkannya semen yang berisi jutaan sel sperma. Proses keluarnya semen tersebut dinamakan ejakulasi.
mengalami pemanjangan dan berubah menjadi lebih keras. Jika penis sudah ereksi, proses senggama dapat dilakukan. Pada saat penis memasuki vagina, reseptor di penis akan menerima rangsangan sentuhan yang menyebabkan dikeluarkannya semen yang berisi jutaan sel sperma. Proses keluarnya semen tersebut dinamakan ejakulasi.
Pada lelaki normal, dalam satu kali ejakulasi
akan dikeluarkan 300 juta – 400 juta sel sperma. Pergerakan sel sperma di dalam
vagina dibantu oleh semen dan cairan pelicin yang dihasilkan oleh cervix
. Cairan pelicin tersebut akan disekresikan oleh kelenjar di cervix jika
seorang wanita telah siap melakukan senggama atau mendapat rangsangan seksual.
Sel sperma akan berenang menuju oviduk atau tuba Fallopi tempat sel telur
berada setelah masa ovulasi. Oviduk atau tuba Fallopi merupakan tempat
fertilisasi pada manusia.
Pergerakan sel sperma didukung oleh ekor sperma
yang banyak mengandung mitokondria penghasil ATP. Sel telur yang diovulasikan
umumnya masih berada pada tahap meiosis II dan belum sepenuhnya menjadi oosit.
Dengan adanya peleburan sel sperma, proses meiosis II dapat dipercepat. Sel
telur yang telah siap dibuahi akan membentuk zona pelindung yang dinamakan
corona radiata di bagian luar serta sebuah cairan bening di dalamnya yang
disebut zona pelusida.
Sel sperma yang telah mencapai sel telur akan
berlomba untuk dapat memasuki zona pelusida . Zona pelusida mempunyai reseptor
yang bersifat “spesies spesifik”, yaitu hanya dapat dilalui oleh sel sperma
dari satu species. Akrosom sperma mempunyai enzim litik yang mampu menembus corona
radiata dan zona pelusida.
Pada saat sel sperma menembus corona radiata,
akrosom sperma akan meluluh. Sel telur kemudian akan segera menyelesaikan tahap
meiosis II menghasilkan inti fungsional yang haploid. Bagian inti sel sperma
ini kemudian bersatu dengan membran sel telur untuk melakukan fusi materi
genetik. Gerakan ini mirip dengan mekanisme endositosis pada sel. Setelah
terjadi peleburan atau fertilisasi ini, corona radiata akan menebal sehingga
tidak ada lagi sel sperma lain yang dapat masuk. Pada saat ini sel tersebut
sudah dibuahi dan berubah menjadi zigot. Zigot akan membelah secara mitosis
menjadi morula.
Zigot ini kemudian melakukan pembelahan sel
selama perjalanannya di oviduk menuju rahim. Pergerakan zigot menuju rahim
(uterus) tersebut memakan waktu 4 hari. Dalam waktu 1 minggu, zigot telah
berbentuk seperti bola yang dinamakan blastula . Blastula memiliki rongga yang
disebut blastosol. Masa sel di bagian dalam blastosol, akan menjadi bakal
embrio.
Bagian lengket dari blastosol tersebut kemudian akan menempel di
endometrium. Proses tersebut dinamakan implantasi . Blastula selanjutnya
berkembang membentuk tiga lapisan, yaitu lapisan luar ( ektoderm ), lapisan
tengah ( mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm). Tahap ini disebut
gastrulasi yang terjadi sekitar minggu ketiga.
Selanjutnya, ektoderm akan membentuk sistem
saraf, kulit, mata, dan hidung. Mesoderm membentuk otot, tulang, jantung,
pembuluh darah, ginjal, limfa, dan organ reproduksi. Sementara itu, endoderm
akan membentuk organ-organ serta kelenjar yang berhubungan dengan sistem
pernapasan. Peristiwa ini disebut dengan organogenesis . Organogenesis
dimulai dari minggu keempat hingga minggu kedelapan dan penyempurnaan pada
minggu kesembilan.
Embrio akan melepaskan hormon corionic
gonadotropin (hormon yang mirip dengan LH) yang akan dibawa ke ovarium untuk
mencegah luluhnya corpus luteum. Dengan demikian, estrogen dan progesteron
tetap dihasilkan sehingga dapat mempertahankan persiapan kehamilan di rahim
dengan mempertahankan ketebalan endometrium. Dari manakah embrio memperoleh
suplai makanan.
Kehamilan terjadi mulai dari fertilisasi hingga
kelahiran. Pada manusia, rata-rata kehamilan terjadi selama 266 hari (38
minggu) dari fertilisasi atau 40 minggu dari siklus menstruasi terakhir hari
pertama. Kelahiran bayi terjadi melalui serangkaian kontraksi uterus yang
beraturan. Beberapa hormon, seperti estrogen, oksitosin, dan prostaglandin
berperan dalam proses ini. Secara umum, proses kelahiran terjadi melalui tahap
pembukaan cervix , tahap pengeluaran bayi, dan tahap pelepasan plasenta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar