BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Penyakit
flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.
Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada
unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang,
Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus
diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi.
Pada
Januari 2004, di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali, Botabek, Jawa
Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat dilaporkan adanya kasus
kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya kematian tersebut disebabkan oleh
karena virus new castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian
disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang
mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar
yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah
propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor).
Kehebohan
itu bertambah ketika wabah tersebut menyebabkan sejumlah manusia juga
meninggal. Pada tanggal 19 Januari 2004, pejabat WHO mengkonfirmasikan lima
warga Vietnam tewas akibat flu burung. Sementara itu di negara Thailand sudah
enam orang tewas akibat terserang flu burung, seorang remaja berusia 6 tahun
dipastikan menjadi orang Thailand pertama yang dikonfirmasi tewas akibat wabah
tersebut. Seorang Epidemiologis dari Pusat Pengawasan Penyakit Dr. Danuta
Skowronski, mengatakan bahwa 80% kasus flu burung menyerang anak-anak dan
remaja. Tingkat kematian akibat flu burung sangat tinggi. Berdasarkan hasil
penelitian atas 10 orang yang terinfeksi virus flu burung di Vietnam, WHO
menemukan bahwa dari 10 orang yang terinfeksi 8 orang yang meninggal, seorang
sembuh dan seorang lagi dalam kondisi kritis.
Bila
kita bandingkan dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) Penyakit flu
burung ini lebih sedikit kasusnya hanya 25 kasus di seluruh dunia dan yang
meninggal mencapai 19 orang (CFR=76%). Sedangkan pada penyakit SARS dari 8098
kasus yang meninggal hanya 774 orang (CFR = 9,6%).
Berdasarkan
hasil penelitian sementara (serosurvei) Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan dan Dirjen P2MPLP, Depkes RI pada tanggal 1-3 Februari di sejumlah
wilayah Indonesia ( di Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten dan Kabupaten
Tabanan & Karang Asem Bali) belum ditemukan adanya kasus flu burung pada
manusia.
Melihat
kenyataan ini seyogyanya masyarakat tidak perlu panik dengan adanya kasus flu
burung di Indonesia, tetapi harus tetap waspada, terutama bagi kelompok yang
beresiko karena kita tidak bisa memungkiri bahwa virus ini di negara lain telah
menginfeksi manusia.
B. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan dapat
mengaplikasikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien dengan flu burung
2. Tujuan
Khusus
1)
Mahasiswa
mampu menjelaskan definisi dari flu burung
2)
Mahasiswa
mampu menjelaskan anatomi fisiologi organ respiratorik
3)
Mahasiswa
mampu menyebutkan berbagai etiologi dari flu burung
4)
Mahasiswa
mampu menyebutkan berbagai manifestasi klinis dari flu burung
5)
Mahasiswa
mampu menjelaskan patofisiologi dari flu burung
6)
Mahasiswa
mampu menyebutkan berbagai pemeriksaan penunjang dari flu burung
7)
Mahasiswa
mampu menyebutkan komplikasi yang mungkin terjadi dari flu burung
8)
Mahasiswa
mengetahui penatalaksanaan medis dan keperawatan pada kasus flu burung
9)
Mahasiswa
mampu melakukan pengkajian pada pasien penderita flu burung
10) Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa dari flu burung
11) Mahasiswa mampu membuat rencana tindakan pada pasien
penderita flu burung
12) Mahasiswa mampu menjelaskan pathway dari flu burung
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A.
Definisi
Penyakit
flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular
yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.Flu
burung (bahas Inggris: avian
influenza) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus yang
biasanya menjangkiti burung dan mamalia (Rahmat
Ilham, 2010).
B.
Anatomi & Fisiologi
1. Anatomi
a. Hidung
Terdapat
bagian eksternal dan internal. Bagian internal hidung adalah rongga berlorong
yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang
sempit, yang disebut septum. Rongga hidung dilapisi membran mukosa yang banyak
mengandung vaskular disebut mukosa hidung. Hidung berfungsi sebagai saluran
untuk udara yang mengalir ke dan dari paru-paru sebagai penyaring kotoran,
melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru.
b. Faring
Faring
atau tenggorok adalah struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan
rongga mulut ke laring. Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus
respiratorius dan digestif.
c. Laring
Laring
adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea. Fungsi
utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga
melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.
d. Trakea
Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk
¾ cincin tulang rawan seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan
oleh membran fibroelastic menempel pada dinding depan esofagus.
e. Bronkus
Merupakan percabangan trakea kanan dan
kiri,
menghubungkan paru-paru dengan trakea. Terdiri dari lempengan tulang rawan dan
dindingnya terdiri dari otot halus.
f. Paru-paru
Paru-paru
terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru kanan dibagi
atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri
dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh
jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial
venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa setiap
paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup
luas untuk tempat pertukaran gas.
2. Fisiologi Pernafasan
Pernapasan
merupakan pengambilan oksigen dari udara bebas melalui hidung, oksigen masuk
melalui trakea sampai ke alveoli. Kemudian terjadi difusi oksigen dari alveolus
ke kapiler arteri paru-paru yang terletak di dinding alveolus, disebabkan
karena adanya perbedaan tekanan parsial di alveolus dan paru-paru. Kemudian,
oksigen di kapiler arteri akan diikat oleh eritrosit yang mengandung hemoglobin
lalu dibawa ke jantung dan dipompakan ke seluruh tubuh.
C.
Etiologi
Penyebab
flu burung adalah virus influenza tipe A. Virus influenza termasuk famili
Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift,
Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus influenza tipe A
terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan
sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia
hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada
binatang H1-H5 dan N1-N9.
Strain
yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A
H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 220 C
dan lebih dari 30 hari pada 00 C. Virus akan mati padapemanasan 600 C selama 30
menit atau 560 C selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya
formalin, serta cairan yang mengandung iodine.
Klasifikasi
Penderita
Konfirm H5N1 dapat dibagi dalam 4 kategori sesuai beratnya penyakit (MOPH
Thailand, 2005)
Derajat
I : Penderita tanpa Pneumonia
Derajat
II : Penderita dengan Pneumonia
Derajat Sedang dan tanpa Gagal Nafas
Derajat
III : Penderita dengan Pneumonia Berat
dan dengan Gagal Nafas
Derajat IV :Pasien dengan Pneumonia Berat dan Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS) atau dengan Multiple Organ Failure (MOF)
Ada
banyak sub tipe dari virus flu ini :
a.
Tipe H1N1. Sub tipe ini lebih banyak ditemukan di babi sebagai vektor utamanya.
Di kemudian hari, virus tipe ini
lebih dikenal sebagai penyebab flu babi. Berbeda dengan penyebab flu unggas, sub tipe ini justru
lebih efektif ditularkan lewat manusia. Dalam setiap bersin pasien flu babi, setidaknya
terkandung 100.000 virus H1N1. Untungnya,
daya bunuh H1N1 hanya seperduabelas dari flu burung. Flu babi hanya
memiliki kemungkinan fatal sebesar 6
persen, jauh di bawah angka 80 persen mili flu unggas.
b.
H1N2 adalah sub tipe berikutnya. Sub tipe ini merupakan subtipe dari virus
influenza A yang juga disebut virus
flu burung. Oleh para ahli, virus ini dinyatakan sebagai virus pandemik pada manusia dan hewan, khususnya
babi.
c.
H2N2 adalah sub tipe yang lainnya. Virus H2N2 ini sudah termutasi menjadi
banyak sekali variasi virus flu ini.
Salah satu bentuk mutasi dari H2N2 adalah H3N2 dan banyak lagi subtipe virus flu lainnya yang
sering ditemukan pada unggas. Virus model ini dicurigai sebagai penyebab pandemik pada
manusia di tahun 1889.
d.
H2N3. Berdasarkan struktur penyusunnya, H2N3 terdiri atas proteins sebagai
“casing”nya, hemagglutinin (H) dan
neuraminidase (N). Pada umumnya, virus ini dapat menginfeksi manusia dan unggas.
e.
Sub tipe virus Avian Influenza yang paling berbahaya. Dikenal sebagai penyebab
utama flu unggas. H5N1 adalah virus
yang sangat berbahaya. Berdasarkan penelitian para ahli, pasien yang terjangkiti virus H5N1 hanya
memiliki kemungkinan sembuh kurang dari 20
persen. Meskipun hanya ditularkan lewat unggas, H5N1 merupakan pembunuh
yang efektif. Daya bunuhnya 12 kali
lebih dahsyat dibanding sub tipe virus avian influenza yang lain. Virus ini merupakan jenis
virus yang bersifat epizootik atau bersifat epidemik untuk golongan di luar manusia dan juga
bersifat panzootik yang mampu mempengaruhi
beragam spesies hewan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa virus ini
sudah “sukses” membunuh setidaknya 10
juta unggas di seluruh dunia serta menginfeksi ratusan juta lainnya. Pada bulan Desember tahun 2009,
badan kesehatan dunia, WHO mengumumkan
bahwa setidaknya terjadi 447 kasus flu yang terjadi pada manusia dan
tingkat kematian pada periode ini
sangat tinggi, lebih dari 50 persen dengan angka kematian mencapai 267 orang.
f.
Sub tipe lain yang dianggap patogenik untuk manusia adalah H7N3, H7N7 dan
H9N2. Ketiga jenis ini dianggap
sebagai virus avian influenza yang memiliki daya rusak tingga hingga dapat membunuh pengidapnya.
Menurut update terbaru dari FAO, virus-virus ini secara perlahan tapi pasti memperkuat
kemampuan merusak mereka. Untuk virus H7N7
sendiri bisa menginfeksi manusia, burung, babi, anjing laut serta kuda. Pada
uji laboratorium, virus ini bisa
mengifeksi tikus yang digunakan dalan percobaan. Virus H9N2 merupakan jenis virus yang
menginfeksi bebek. Pada perkembangannya, virus ini juga menginfeksi manusia. Pada Desember
2009, ditemukan kasus anak-anak terinfeksi
H9N2 di Hongkong.
D.
Manifestasi Klinis
Gejala pada unggas yang sakit cukup bervariasi, mulai dari
gejala ringan (nyaris tanpa gejala), sampai sangat berat. Hal ini tergantung
dari keganasan virus, lingkungan, dan keadaan unggas sendiri. Gejala yang
timbul seperti jengger berwarna biru, kepala bengkak, sekitar mata bengkak,
demam, diare, dan tidak mau makan. Dapat terjadi gangguan pernafasan berupa
batuk dan bersin. Gejala awal dapat berupa gangguan reproduksi berupa penurunan
produksi telur. Gangguan sistem saraf
dalam bentuk depresi. Pada beberapa kasus, unggas mati tanpa gejala. Kematian
dapat terjadi 24 jam setelah timbul gejala. Pada kalkun, kematian dapat terjadi
dalam 2 sampai 3 hari.
2. Tanda
dan Gejala pada manusia
Gejala flu burung pada dasarnya adalah sama dengan flu biasa
lainnya, hanya cenderung lebih sering dan cepat menjadi parah. Masa inkubasi
antara mulai tertular dan timbul gejala adalah sekitar 3 hari; sementara itu
masa infeksius pada manusia adalah 1 hari sebelum, sampai 3-5 hari sesudah
gejala timbul pada anak dapat sampai 21 hari.
Gejalanya suhu > 38oC, demam, batuk, sakit
tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, sampai infeksi selaput mata
( conjunctivitis ). Bila keadaan memburuk, dapat terjadi severe
respiratory distress yang ditandai dengan sesak nafas hebat, rendahnya
kadar oksigen darah serta meningkatnya kadar CO.
E. Patofisiologi
Flu burung bisa menular ke manusia bila terjadi kontak langsung
dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung. Virus flu burung hidup di
saluran pencernaan unggas. Unggas yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus
ini melalui tinja, yang kemudian mengering dan hancur menjadi semacam bubuk.
Bubuk inilah yang dihirup oleh manusia atau binatang lainnya. Menurut WHO, flu
burung lebih mudah menular dari unggas ke manusia dibanding dari manusia ke
manusia. Belum ada bukti penyebaran dari manusia ke manusia, dan juga belum
terbukti penularan pada manusia lewat daging yang dikonsumsi. Satu-satunya cara
virus flu burung dapat menyebar dengan mudah dari manusia ke manusia adalah
jika virus flu burung tersebut bermutasi dan bercampur dengan virus flu
manusia. Virus ditularkan melalui saliva dan feses unggas. Penularan pada
manusia karena kontak langsung, misalnya karena menyentuh unggas secara
langsung, juga dapat terjadi melalui kendaraan yang mengangkut binatang itu, di
kandangnya dan alat-alat peternakan ( termasuk melalui pakan ternak ). Penularan
dapat juga terjadi melalui pakaian, termasuk sepatu para peternak yang langsung
menangani kasus unggas yang sakit dan pada saat jual beli ayam hidup di pasar
serta berbagai mekanisme lain. Secara umum, ada 3 kemungkinan mekanisme
penularan dari unggas ke manusia.Dalam hal penularan dari unggas ke manusia,
perlu ditegaskan bahwa penularan pada dasarnya berasal dari unggas sakit yang
masih hidup dan menular. Unggas yang telah dimasak, digoreng dan lain-lain,
tidak menularkan flu burung ke orang yang memakannya. Virus flu burung akan
mati dengan pemanasan 80°C selama 1 menit.
Kemampuan virus flu burung adalah membangkitkan hampir
keseluruhan respon "bunuh diri" dalam sistem imunitas tubuh manusia.
Makin banyak virus itu tereplikasi, makin banyak pula produksi sitokin-protein
dalam tubuh yang memicu peningkatan respons imunitas dan berperan penting dalam
peradangan. Sitokin yang membanjiri aliran darah karena virus yang bertambah
banyak, justru melukai jaringan tubuh (efek bunuh diri). Flu Burung banyak
menyerang anak-anak di bawah usia 12 tahun. Hampir separuh kasus flu burung
pada manusia menimpa anak-anak, karena sistem kekebalan tubuh yang belum begitu
kuat.
Masa
Inkubasi
-
Pada Unggas : 1 minggu
-
Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah
timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari .
Penularan
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke
manusia, melalui air liur, lendir dari hidung dan feces. Penyakit ini dapat
menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau
sekret burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke
manusia juga dapat terjadi jika terjadi kontak langsung dengan unggas yang
terinfeksi flu burung. Contohnya: pekerja di peternakan ayam , pemotong ayam
dan penjamah produk unggas lainnya.
Penyebaran
Mekanisme penyerangan virus flu burung pada unggas dan
ruminansia hampir sama. Virus memiliki inti virus yang di dalamnya mengandung
asam inti yang dapat memproduksi protein. Dalam istilah ilmu penyakit, asam
inti yang dimiliki oleh virus mempunyai variasi jenis virus. Semakin banyak protein
yang dihasilkan berarti semakin banyak pula variasi jenis virusnya. Virus
pertama kali akan menyerang selaput lendir dengan menempel menggunakan
rambut-rambut tajam yang terdapat pada dinding luar (envelope).Pada saat
menempel, virus merusak dinding pelindung selaput lendir dan memasukkan asam
inti virus. Asam inti virus yang dimasukkan ini akan merubah susunan protein
yang dibentuk selaput lendir sehingga terjadi perubahan struktur protein.
Protein selaput lendir yang telah terkontaminasi inilah yang kemudian
disebarkan keseluruh jaringan dan organ melalui darah. Bersamaan dengan
dimulainya peredaran protein ke seluruh tubuh maka saat itu juga virus mulai
menyebar.
F.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Setiap pasien yang datang dengan gejala klinis seperti di
atas dianjurkan untuk sesegera mungkin dilakukan pengambilan sampel darah untuk
pemeriksaan darah rutin (Hb, Leukosit, Trombosit, Hitung Jenis Leukosit),
spesimen serum, aspirasi nasofaringeal.
Diagnosis
flu burung dibuktikan dengan :
• Uji RT-PCR (Reverse Transcription
Polymerase Chain Reaction) untuk H5.
• Biakan dan identifikasi virus
Influenza A subtipe H5N1.
• Uji Serologi :
1. Peningkatan
>4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari spesimen konvalesen
dibandingkan dengan spesimen akut ( diambil <7 hari setelah awitan gejala
penyakit), dan titer antibodi netralisasi konvalesen harus pula >1/80.
2. Titer
antibodi mikronetralisasi H5N1 >1/80 pada spesimen serum yang diambil pada
hari ke >14 setelah awitan (onset penyakit) disertai hasil positif uji
serologi lain, misalnya titer HI sel darah merah kuda >1/160 atau western
blot spesifik H5 positif.
3. Uji
penapisan
• Rapid test untuk mendeteksi
Influensa A.
• ELISA untuk mendeteksi H5N1.
2. Pemeriksaan Hematologi
Hemoglobin, leukosit, trombosit, hitung jenis leukosit,
limfosit total. Umumnya ditemukan leukopeni, limfositopeni dan trombositopeni.
3. Pemeriksaan Kimia darah
Albumin, Globulin, SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin, Kreatin
Kinase, Analisis Gas Darah. Umumnya dijumpai penurunan albumin, peningkatan
SGOT dan SGPT, peningkatan ureum dan kreatinin, peningkatan Kreatin Kinase,
Analisis Gas Darah dapat normal atau abnormal. Kelainan laboratorium sesuai
dengan perjalanan penyakit dan komplikasi yang ditemukan.
4. Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan foto toraks PA dan Lateral harus dilakukan pada
setiap tersangka flu burung. Gambaran infiltrat di paru menunjukkan bahwa kasus
ini adalah pneumonia. Pemeriksaan lain yang dianjurkan adalah pemeriksaan CT
Scan untuk kasus dengan gejala klinik flu burung tetapi hasil foto toraks
normal sebagai langkah diagnostik dini.
5. Pemeriksaan Post Mortem
Pada pasien yang meninggal sebelum diagnosis flu burung
tertegakkan, dianjurkan untuk mengambil sediaan postmortem dengan jalan biopsi
pada mayat (necropsi), specimen dikirim untuk pemeriksaan patologi anatomi dan
PCR.
G.
Komplikasi
1. Meningitis (aseptic meningitis, meningitis serosa/non
bakterial)
Meningitis
adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau selaput yang
melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan berbagai
organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk ke dalam
darah dan berpindah ke dalam cairan otak.
2. Encephalitis ( bulbar )
Encephalitis
adalah suatu peradangan dari otak. Ada banyak tipe-tipe dari encephalitis,
kebanyakan disebabkan oleh
infeksi-infeksi. Paling sering infeksi-infeksi ini disebabkan oleh virus-virus.
Encephalitis dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit yang menyebabkan
peradangan dari otak.
3. Myocarditis (Coxsackie Virus Carditis) atau pericarditis
Myocarditis
adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium, pada umumnya disebabkan
oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi
terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1999).
Kerusakan
miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar, yaitu:
a.
Invasi langsung ke miokard.
b.
Proses immunologis terhadap miokard.
c.
Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
4. Paralisis akut
flaksid
5. Pneumonia (
peradangan paru )
Penyakit
pada paru-paru dengan kondisi pulmonary
alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab
menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh
cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur,
ataupasilan (parasite). Radang
paru-paru dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-zat kimia atau cedera
jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol.
6. Kematian
Terjadi
jika mengalami gagal nafas akut
H. Penatalaksanaan Medis &
Keperawatan
Prinsip penatalaksanaan avian
influenza adalah istirahat, peningkataan daya tahan tubuh, pengobatan
antiviral, pengobatan antibiotic, perawatan respirasi, anti inflamasi,
imunomodulators.
Untuk penatalaksanaan umum dapat dilakukan pelayanan di
fasilitas kesehatan non rujukan dan di rumah sakit rujukan flu burung.
1.
Untuk pelayanan di fasilitas kesehatan non rujukan flu burung diantaranya
adalah :
• Pasien
suspek flu burung langsung diberikan Oseltamivir 2 x 75 mg (jika anak, sesuai
dengan berat badan) lalu dirujuk ke RS rujukan flu burung.
• Untuk
puskesmas yang terpencil pasien diberi pengobatan oseltamivir sesuai skoring di
bawah ini, sementara pada puskesmas yang tidak terpencil pasien langsung dirujuk
ke RS rujukan. Kriteria pemberian oseltamivir dengan sistem skoring,
dimodifikasi dari hasil pertemuan workshop “Case Management” & pengembangan
laboratorium regional Avian Influenza, Bandung 20 – 23 April 2006.
Skor
Gejala 1 2
Demam <
380C > 380C
RR N >
N
Ronki
Tidak ada Ada
Leukopenia
Tidak ada Ada
Kontak
Tidak ada Ada
Jumlah Skor
: 6 – 7 = evaluasi ketat, apabila meningkat (>7) diberikan oseltamivir
Batasan
Frekuensi Napas :
< 2bl =
> 60x/menit
2bl -
<12 bl = > 50x/menit
>1 th -
<5 th = > 40x/menit
5 th - 12
th = > 30x/menit
>13 =
> 20x/menit
Pada fasilitas yang tidak ada pemeriksaan leukosit maka
pasien dianggap sebagai leukopeni (skor = 2)
2. Pelayanan di Rumah Sakit Rujukan
Pasien
Suspek H5N1, probabel, dan konfirmasi dirawat di ruang isolasi.
a. Petugas
triase memakai APD, kemudian segera mengirim pasien ke ruang pemeriksaan.
b. Petugas yang masuk ke ruang
pemeriksaan tetap mengunakan APD dan
melakukan kewaspadaan standar.
c. Melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik.
d. Setelah
pemeriksaan awal, pemeriksaan rutin (hematologi dan kimia) diulang setiap hari sedangkan
HI diulang pada hari kelima dan pada waktu pasien pulang.
e. Pemeriksaan
PCR dilakukan pada hari pertama, kedua, dan ketiga perawatan.
f. Pemeriksaan
serologi dilakukan pada hari pertama dan diulang setiap lima hari.
g. Penatalaksanaan
di ruang rawat inap
3. Keperawatan
a.
Perhatikan :
·
Keadaan
umum
·
Kesadaran
·
Tanda
vital (tekanan darah, nadi, frekuensi napas, suhu).
·
Bila
fasilitas tersedia, pantau saturasi oksigen dengan alat pulse oxymetry.
b.
Terapi suportif : terapi oksigen, terapi cairan, dll.
Mengenai
antiviral maka antiviral sebaiknya diberikan pada awal infeksi yakni pada 48
jam pertama. Adapun pilihan obat :
·
Penghambat
M2 : a. Amantadin (symadine), b. Rimantidin (flu madine). Dengan dosis 2x/hari
100 mg atau 5 mg/kgBB selama 3-5 hari.
·
Penghambatan
neuramidase (WHO) : a. Zanamivir (relenza), b. Oseltamivir (tami flu). Dengan
dosis 2x75 mg selama 1 minggu.
Departemen Kesehatan RI dalam pedomannya memberikan
petunjuk sebagai berikut :
·
Pada
kasus suspek flu burung diberikan Oseltamivir 2x75 mg 5 hari, simptomatik dan antibiotik
jika ada indikasi.
·
Pada
kasus probable flu burung diberikan Oseltamivir 2x75 mg selama 5 hari,
antibiotic spectrum luas yang mencakup kuman tipik dan atipikal, dan steroid
jika perlu seperti pada kasus pneumonia berat, ARDS. Respiratory care di
ICU sesuai indikasi.
Sebagai
profilaksis, bagi mereka yang beresiko tinggi, digunakan Oseltamivir dengan
dosis 75 mg sekali sehari selama lebih dari 7 hari (hingga 6 minggu).
4.
Pengobatan
Pengobatan
bagi penderita flu burung adalah:
a) Oksigenasi
bila terdapat sesak napas.
b) Hidrasi
dengan pemberian cairan parenteral (infus).
c) Pemberian
obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari.
d) Anti
replikasi neuramidase (inhibitor): Tamiflu dan Zanamivir
e) Amantadin
diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam
pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg
BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih
dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.
I. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara,
keluhan utama, pengumpulan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
1. Identitas
/biodata klien
Meliputi nama lengkap, tempat
tanggal lahir, asal suku bangsa, nama orangtua, pekerjaan orangtua, dan
penghasilan.
2. Keluhan
utama
Panas tinggi > 38ºc lebih dari 3
hari, pilek, batuk, sesak napas, sakit kepala, nyeri otot, sakit tenggorokan
3. Riwayat
penyakit sekarang
a. Suhu
badan meningkat, nafsu makan berkurang,/tidak ada.
b. Infeksi
paru
c. Batuk
dan pilek
d. Infeksi
selaput mata
4. Pemeriksaan
Fisik
a. Kulit
: Tidak terjadi infeksi pada sistem integumen
b. Mata
: orang yang terkena flu burung sklera merah, adanya nyeri tekan, infeksi
selaput mata.
c. Mulut
dan Lidah : Lidah kotor, mulutnya kurang bersih, mukosa bibir kering.
d. Pemeriksaaan
penunjang : pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosa
yang tepat, sehingga dapat memberikan terapi yang tepat pula, pemeriksaan yang
perlu dilakukan pada orang yang mengalami flu burung, yaitu pemeriksaan laboratorium
dilakukan dengan pemeriksaaan darah.
J.
Diagnosa Keperawatan
1.
Ketidakefektifan Bersihan jalan napas, b.d peningkatan produksi
sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental akibat influenza.
2.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen (obstruksi
jalan napas oleh sekresi).
3. Ketidakseimbanngan
nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnea dan anorexia
K.
Rencana Tindakan Keperawatan
1. Ketidakefektifan Bersihan jalan
napas, b.d peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal,
sekresi kental akibat influenza.
Tujuan : Setelah diberikan
intervensi selama 1x24 jam jalan napas kemabli efektif
Kriteria hasil :
a. Mempertahankan kepatenan jalan
nafas dengan bunyi nafas bersih atau jelas
b. Mengeluarkan atau membersihkan
secret
Intervensi:
a. Auskultasi bunyi napas. Catat
adanya bunyi napas, misal mengi, krekels, ronki
Rasional : Beberapa derajat spasme
bronkus terjadi dengan obstruksi jalan napas dan dapat/tak dimanifestasikan
adanya bunyi napas adventisius, misal penyebaran, krekels basah (bronkitis);
bunyi napas redup dengan ekspirasi mengi (emfisema); atau tak adanya bunyi
napas (asma berat).
b. Kaji/pantau frekuensi pernapasan.
Catat rasio inspirasi/ekspirasi.
Rasional : Takipnea biasanya ada
pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau selama
stres/adanya proses infeksi akut. Pernapasan dapat melambat dan frekuensi
ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.
c. Catat
adanya/derajat dispnea, mis., keluhan “lapar udara,” gelisah, ansietas, distres
pernapasan, penggunaan otot bantu.
Rasional : Disfungsi pernapasan
adalah variabel yang tergantung pada tahap proses kronis selain proses akut
yang menimbulkan perawatan di rumah sakit, mis., infeksi, reaksi alergi.
d. Kaji
pasien untuk posisi yang nyaman, mis., peninggian kepala tempat tidur, duduk
pada sandaran tempat tidur
Rasional : Peninggian kepala tempat
tidur mempermudah fungsi pernapasan dengan menggunakan gravitasi. Namun, pasien
dengan distres berat akan mencari posisi yang paling mudah untuk bernapas.
Sokongan tangan/kaki dengan meja, bantal, dan lain-lain membantu menurunkan
kelemahan otot dan dapat sebagai alat ekspansi dada.
e. Pertahankan
polusi lingkungan minimum, mis., debu, asap, dan bulu bantal yang berhubungan
dengan kondisi individu.
Rasional : Pencetus tipe reaksi
alergi pernapasan yang dapat mentriger episode akut.
f. Dorong/bantu latihan napas
abdomen atau bibir.
Rasional : Memberikan pasien
beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dispnea dan menurunkan jebakan
udara.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan gangguan suplai oksigen (obstruksi jalan napas oleh sekresi).
Tujuan : Setelah dilakukan
intervensi selama 1x24 jam pertukaran gas kembali normal
Kriteria hasil :
a. Menunjukkan perbaikan
ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam
rentang normal (PCO2 : 35-45 mmHG, PO2 :
80-100 mmHG) dan tak ada gejala distres pernapasan
b. Berpartisipasi pada tindakan
untuk memaksimalkan oksigenasi
Intervensi:
a. Kaji
frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, napas bibir,
ketidakmampuan bicara/berbincang.
Rasional : Berguna dalam evaluasi
derajat distres pernapasan dan/atau kronisnya proses penyakit.
b.Tinggikan
kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk
bernapas. Dorong napas dalam perlahan atau napas bibir sesuai
kebutuhan/toleransi individu.
Rasional : Pengiriman oksigen dapat
diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan napas untuk menurunkan kolaps
jalan napas, dispnea, dan kerja napas.
c.
Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa.
Rasional : Sianosis mungkin perifer
(terlihat pada kuku) atau sentral (terlihat sekitar bibir/atau daun telinga).
Keabu-abuan dan dianosis sentral mengindikasikan beratnya hipoksemia.
d. Dorong
mengeluarkan sputum; penghisapan bila diindikasikan.
Rasional : Kental, tebal, dan
banyaknya sekresi adalah sumber utama gangguan pertukaran gas pada jalan napas
kecil. Penghisapan dibutuhkan bila batuk tidak efektif.
e. Palpasi
fremitus
Rasional : Penurunan getaran vibrasi
diduga ada pengumpulan cairan atau udara terjebak.
f. Awasi
tingkat kesadaran/status mental. Selidiki adanya perubahan.
Rasional : Gelisah dan ansietas
adalah manifestasi umum pada hipoksia. GDA memburuk disertai bingung/somnolen
menunjukkan disfungsi serebral yang berhubungan dengan hipoksemia.
g. Evaluasi
tingkat toleransi aktivitas. Berikan lingkungan tenang dan kalem. Batasi
aktivitas pasien atau dorong untuk tidur/istirahat di kursi selama fase akut.
Mungkinkan pasien melakukan aktivitas secara bertahap dan tingkatkan sesuai
toleransi individu.
Rasional : Selama distres pernapasan
berat/akut/refraktori pasien secara total tak mampu melakukan aktivitas
sehari-hari karena hipoksemia dan dispnea. Istirahat diselingi aktivitas
perawatan masih penting dari program pengobatan. Namun, program latihan
ditujukan untuk meningkatkan ketahanan dan kekuatan tanpa menyebabkan dispnea
berat, dan dapat meningkatkan rasa sehat.
3. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan dispnea dan anorexia
Tujuan
: Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam nutrisi terpenuhi
Kriteria
hasil :
a.
Menunjukkan peningkatan napsu makan
b.
Mempertahankan/meningkatkan berat badan
Intervensi:
a. Kaji
kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kesulitan makan.
Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh.
Rasional : Pasien distres pernapasan
akut sering anoreksia karena dispnea, produksi sputum, dan obat.
b.
Auskultasi bunyi usus
Rasional : Penurunan/hipoaktif
bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster dan konstipasi (komplikasi
umum) yang berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan, pilihan makanan
buruk, penurunan aktivitas, dan hipoksemia.
c. Berikan
perawatan oral sering, buang sekret, berikan wadah khusus untuk sekali pakai
dan tisu.
Rasional : Rasa tak enak, bau dan
penampilan adalah pencegah utama terhadap napsu makan dan dapat membuat mual
dan muntah dengan peningkatan kesulitan napas.
d. Dorong
periode istirahat semalam 1 jam sebelum dan sesudah makan. Berikan makan porsi
kecil tapi sering.
Rasional : Membantu menurunkan
kelemahan selama waktu makan dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan
masukan kalori total.
e. Hindari
makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
Rasional : Dapat menghasilkan
distensi abdomen yang mengganggu napas abdomen dan gerakan diafragma, dan dapat
meningkatkan dispnea.
f. Hindari
makanan yang sangat pedas atau sangat dingin.
Rasional : Suhu ekstrim dapat
mencetuskan/meningkatkan spasme batuk.
g. Timbang
berat badan sesuai indikasi.
Rasional : Berguna untuk menentukan
kebutuhan kalori, menyusun tujuan berat badan, dan evaluasi keadekuatan rencana
nutrisi. Catatan: Penurunan berat badan dapat berlanjut, meskip un masukan
adekuat sesuai teratasinya edema.
L.
Evaluasi
1.
Jalan nafas kembali efektif.
Subjektif: -
Objektif:
a) RR = 16 – 20
x/menit
b) Nadi = 60 – 80
x/ menit
c) Tidak ada sesak
dan batuk
d) Tidak ada sianosis
2.
Fungsi pernapasan adekuat untuk memenuhi kebutuhan individu.
Subjektif: -
Objektif:
a) RR = 16 – 20
x/menit
b) Nadi = 60 – 80
x/ menit
c) Tidak ada sesak
dan batuk
d) Tidak ada
sianosis
3.
Kebutuhan nutrisi adekuat, BB meningkat dan tidak terjadi malnutrisi.
Subjektif: -
Objektif:
a) Pasien tampak
menghabiskan makanan yang disediakan perawat.
b) BB dalam batas
normal.
c) Pasien mendapat
masukan nutrisi yang adekuat.
M.
Pathway Flu Burung
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN
A.
KASUS
An. S (10 tahun) laki-laki
masuk rumah sakit dihantar oleh Ayahnya dengan
keluhan sulit bernapas. Ayah Klien mengatakan anaknya sudah
sekitar tiga minggu mengalami pilek dan batuk. Ayah klien mengatakan An.S
selalu mengeluh sakit kepala Klien mengalami kesulitan saat nafas sejak 1 hari
yang lalu karena penumpukan sekret di saluran pernapasan, klien terkadang batuk
dengan mengeluarkan sedikit sekret
berwarna kuning dengan konsitensi kental. Klien mengatakan badannya panas sejak sehari yang lalu. Ayah
klien mengatakan An.S gemar memelihara burung, sekitar sebulan yang lalu burung
peliharaannya mati karna lemas dan tidak mau makan,kepala bengkak, sekitar mata bengkak.
Dari pemeriksaan fisik ada
An.S didapatkan adanya sputum di saluran pernapasan, kemerahan pada konjungtiva,
keadaan umum composmentis. TTV (TD 120/80 mmHg, suhu 38,5oC, nadi
90x/menit, RR 30x/menit-irregular). BB anak saat ini 42 kg.
B.
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
Nama : Abu Nur
Tanggal pengkajiam : 29 Maret 2013
Jam pengkajian : 08.00 WIB
1.
Biodata
Pasien
Nama : An.S
Usia : 10 Tahuun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Status
Pernikahaan : Belum Menikah
Alamat : Turi, Sidorejo,
Ponjong, Gunung Kidul
Diagnosa Medis : Avian Influenza
Waktu/tanggal
masuk RS : 29 Maret 2013
Penanggung Jawab
Nama : Bp.P
Usia : 30 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswata
Status
Pernikahaan : Menikah
Alamat : Turi, Sidorejo,
Ponjong, Gunung Kidul
Hubungan Dengan
klien : Ayah
2.
Keluhan utama
Klien mengatakan
sulit bernapas.
3.
Riwayat Kesehatan
a.
Riwayat Penyakit Sekarang
Ayah Klien mengatakan
anaknya sudah sekitar tiga minggu mengalami gejala flu, pilek, batuk, demam dan
mengeluh sakit kepala. Klien juga mengatakan mengalami nyeri pada otot dan
sendi.
b.
Riwayat Penyakit Dahulu
Klien
pernah mengalami diare, klien mengatakan pernah mengalami kecelakaan pada tahun
2010 dan dirawat di RS Pelita. Klien tidak pernah mendapatkan tindakan operasi.
Klien tidak mengalami alergi obat apapun dan klien pernah mendapatkn imunisasi BCG (Umur 1bln), Polio 5X (Umur : lahir,
2bln,4bln,6bln,18bln), DPT 4X (Umur :
2bln,4bln,6bln,18bln), Campak (Umur : 9bln), Hepatitis
3X (Umur : lahir, 1bln,4bln). Klien
tidak memiliki kebiasaan merokok dan klien juga mengatakan tidak pernah mengkonsumsi
jamu-jamu tradisional.
c.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah klien
mengatakan memiliki riwayat penyakit keluarga yaitu hipertensi. Tetapi tidak
memiliki riwayat DM,penyakit jantung, dan asma.
GENOGRAM
4.
Pengkajian Kebutuhan Dasar Klien
1.
Aktivitas dan latihan
Klien mengatakan
sebelum sakit aktif bergerak karna setiap pagi sekitar jam 6.30 WIB klien pergi
ke sekolah dan pulang pukul 13.00 WIB. Pada sore hari klien sering bermain sepak bola bersama
teman-temanya. Klien tidak menggunakan alat bantu apapun. Kemampuan klien dalam
melakukan ROM aktif. Kemampuan klien dalam melakukan ambulasi/ADL dengan
bantuan keluarga.
2.
Tidur dan Istirahat
Klien mengatakan
dalam sehari tidur sekitar 8 jam dan klien juga tidur siang. Klien mengalami
kesulitan tidur setelah sakit karena hidung tersumbat dan batuk-batuk.
3.
Kenyamanan dan nyeri
Klien mengatakan
nyeri. Klien mengatakn nyeri akan semakin terasa apabila kakinya digerakan atau
dipegang. Nyeri terasa seperti di tusuk-tusuk pada kaki kiri dan kanan, nyeri
menjalar dari lutut sampai ujung kaki. Skala nyeri 2 dan dirasakan hilang
timbul dengan durasi 5 menit.
4.
Nutrisi
Frekuensi makan
klien 3x sehari. Berat badan klien 43 kg dan tinggi 140 cm. berat badan klien
dalam satu bulan terakhir tidak menurun atau meningkat. Jenis makanan yang di
konsumsi nasi, sayur dan lauk-pauk. Makanan yang di sukai kue-kue dan roti.
Klien tidak memiliki pantangan dan alergi. Klien tidak mengalami penurunan nafsu
makan. Klien tidak memiliki riwayat operasi atau trauma gastrointestinal. Diit
yang diberikan RS berupa nasi, sup dan pisang. Klien tidak menghabiskan makanan
yang diberikan, klien hanya memakan ¼ porsi dengan alasan merasa mual dan tidak
nafsu makan. Kebutuhan makan klien dapat di lakukan sendiri.
IMT =
=
=
=
21,42 (NORMAL)
BBR
=
=
=
105 % (NORMAL)
5.
Cairan, elektrolit dan asam basa
Frekuensi minum klien
saat di RS baik, karna orangtua klien selalu menganjurkan untuk minum air
hangat agar sputumnya bisa dikeluarkan. Pada saat pengkajian klien mengatakan
minum sudah minum 5 gelas = 1000cc klien menggunakan support IV line Jenis
Ringer Laktat 20tpm.
6.
Oksigenasi
Klien mengalami
kesulitan saat nafas karena penumpukan sputum di saluran pernapasan, klien
kadang-kadang batuk dan terkadang mengeluarkan sedikit sekret berwarna kuning dengan konsitasi
kental.
7.
Eliminasi fekal/bowel
Klien mengatakan
tadi pagi sebelum ke rumah sakit sudah BAB 1 kali. Klien tidak menggunakan obat
pencahar serta tidak mengalami gangguan eliminasi seperti konstipasi, diare,
inkontinensia bowel. Klien dapat memenuhi kebutuhan eliminasi fekalnya dengan
bantuan keluarga.
8.
Eliminasi urinaria
Klien tidak menggunakan
alat bantu eliminasi urinaria. Klien mengatakan warna urin kuning normal, tidak
bercampur darah. Klien tidak menggunakan obat diuretic dan tidak mengalami
gangguan saat eliminasi bladder seperti nyeri, burning sensation, bladder
terasa penuh saat BAK. Kebutuhan eliminasi urin dapat dipenuhi dengan bantuan
keluarga.
9.
Sensori, persepsi dan kognitif
Klien mengatakan
tidak mengalami ganguan penglihatan dan klien tidak menggunakan alat bantu
untuk melihat. Klien mengatakan tidak mengalami gangguan pendengaran dan tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.Klien juga mengatakan tidak mengalami
gangguan penciuman, sensasi tektil dan pengecapan.
5.
Pemeriksaan fisik
a.
Keadaan Umum
Kesadaran klien
Compos Metis, keadaan umum lemah.
Dari hasil
penilaan score GCS eye : 4 verbal : 5 motorik : 6 total score 15
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 90x/menit dengan irama ireguler dan teraba
sedang
RR : 30x/menit dengan irama ireguler
S : 38,5ºC
b.
Kepala
Bentuk kepala
simetris, tidak ada tonjolan dan oedema,tidak ada nyeri tekan, kulit normal
tidak ada pendarahaan, lesi, dan lembab, tidak kotor, kulit berwarna sawo matang. Muka normal tidak
ada pendarahaan, lesi, dan lembab. Sclera putih, konjungtiva kemerahan ,reflek
pupil isokhor, palpebra tidak ada lesi dan oedema, lensa normal tidak keruh.
Bentuk hidung normal tidak ada septum deviasi dan polipnasi, terdapat secret
berwarna kuning dan konsistensi kental. Pada mulut, bibir klien agak kering dan
pucat, gigi klien putih bersih, terdapat caries di bagian gigi belakang sebelah
kiri. Klien tidak menggunakan gigi palsu. Telinga klien simetris terlihat
bersih dan terdapat secret yang lembab berwarna kuning.
c.
Leher
Leher klien
terlihat normal, tidak ada pembesaran tyroid, tidak terdapat kaku kuduk dan
lesi pada leher. Tidak ada pembesaran tonsil dan klien mengatakan merasa nyeri
saat menelan.
d.
Dada
Bentuk
dada klien simetris, tidak terjadi barrel chest, funnel chest maupun pigeon
chest. Pada dada tidak ada lesi, oedema.
Pulmo : Inspeksi : Pengembangan paru kiri dan kanan simetris
dan dada klien terlihat ada retraksi/otot bantu napas.
Palpasi : Fremitus taktil pada dada kanan dan
kiri seimbang.
Perkusi : Pada lapang paru terdapat bunyi sonor
Auskultasi : Pada lapang paru terdengar bunyi suara napas
vesikuler
Jantung Inspeksi : Tidak terdapat pembesaran pada dinding
dada, tidak terdapat kardiomegali. Ictus kordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba sedang pada SIC V
midclavicula sinistra
Perkusi : Perkusi pada jantung redup. Batas atas
jantung di SIC II parasternal dextra dan sinistra.
Batas kiri di SIC IV midaxila sinistra
Batas kanan dari SIC II parasternal dextra ke
SIC V midclavicula sinistra
Auskultasi : Terdengar bunyi jantung I di SIC IV
parasternal sinistra dan SIC V miidclavicula sinistra
Terdengar bunyi jantung II di SIC II
parasternal dextra dan sinistra .
Bunyi jantung regular dan tidak terdapat
suara jantung tambahan mur-mur atau gallop.
e.
Abdomen
Pada saat inspeksi
abdomen klien tidak terdapat pembesaran, tidak ada lesi, warna kulit abdomen
sawo matang dan terlihat bersih. Dari hasil auskultasi peristaltik usus 20x/menit.
Pada saat palpasi klien tidak mengalami nyeri tekan,abdomen klien tidak mengalami
asites, tidak terdapat hepatomegali, splenomegali, maupun tumor. Hasil perkusi
pada abdomen terdengar bunyi timpani.
f.
Genetalia
Genetalia klien
terlihat normal, tidak terdapat hipospadia ataupun epispadia, tidak terjadi
hernia, tidak terdapat oedema dan tumor pada genatalia.
g.
Rectum
Rectum terlihat
normal, tidak terdapat hermoid dan tidak terdapat tumor.
h.
Ekstremitas
K=
6.
Psiko sosio budaya dan spirirual
-
Psikologis
Klien
mengatakan sama sekali tidak mengetahui tentang penyakit yang dialami saat ini.
Klien khawatir penyakitnya akan semakin parah. Klien mendapat sumber koping
dari keluaga dan teman-temannya. Klien mendapatkan dukungan sepenuhnya dari
keluarga dan selalu berdoa untuk kesembuhannya..
-
Sosial
Ayah klien
mengatakan hubungan klien dengan masyarakat tempat dia tinggal sangat baik. Komunikasi
keluarga dan tetangga terjalin baik. Klien juga mengatakan tidak ada kebiasaan
lingkungan yang tidak disukai.
-
Budaya
Klien mengatakan
mengikuti budaya jawa, klien juga mengatakan tidak ada kebiasaan yang dianutnya
merugikan kesehatan.
-
Spiritual
Klien mengatakan
sebelum sakit rutin beribadah dan setelah sakit ia tidak melakukan ibadah karna
sering mengeluh.
7.
Pemeriksaan Penunjang
INDIKATOR
|
RENTANG NORMAL
|
HASIL
|
INTEPRETASI
|
Hemoglobin
|
14 – 18 gr%
|
16,5 gr/dL
|
Normal
|
Hematokrit
|
40 – 48%
|
40,1 %
|
Normal
|
Leukosit
|
4700 – 10300 µ/l
|
10.250 mg/dl
|
Normal
|
Trombosit
|
150.000 – 450.000
|
366.000 mg/dl
|
Nornal
|
Erytrosit
|
4 – 5,5 jt µ/l
|
5.380.000 mg/dL
|
Normal
|
Urea
|
15 – 45 mg/dl
|
43
mg/dl
|
Normal
|
Creatinin
|
0,6 – 1,3 mg/dl
|
5,1
mg/dl
|
Tinggi
|
SGOT
|
10 – 50 µ/l
|
53,1 µ/l
|
Normal
|
SGPT
|
10 – 50 µ/l
|
55
µ/l
|
Tinggi
|
Albumin
|
3,5 – 5,2 g/dl
|
2
g.dl
|
Rendah
|
8.
Terapi Medis
Klien
mendapatkan cairan IV tipe RL 20tpm, Ceftriaxone 2x1gr, Ranitidin 2x 10gr,
Flexatide atrovent 3x1 dan Paracetamol 3x1 tab.
C. ANALISA DATA
Nama
Klien : An. S No. Register : 294884
Umur : 10 Tahun Diagnosa Medis : Avian Influenza
Ruang
Rawat : Bangsal Teratai No.12 Alamat :
Turi,Sidorejo,Ponjong
TGL/JAM
|
DATA FOKUS
|
ETIOLOGI
|
PROBLEM
|
29/03/12
|
DS:-Klien mengalami kesulitan saat
nafas sejak 1 hari yang lalu karena penumpukan sputum di saluran pernapasan,
klien terkadang batuk dengan mengeluarkan
sedikit sekret berwarna kuning dengan
konsistensi kental.
DO:-Dari pemeriksaan fisik
didapatkan adanya sekret di saluran pernapasan.
-Bibir klien terlihat agak kering dan pucat
-Pada dada klien terlihat ada retraksi/otot bantu napas.
-TTV (TD :120/80mmHg, suhu 38,5oC, nadi
90x/menit, RR 30x/menit-irregular).
|
Sekresi yang tertahan
|
Ketidakefektifan bersihan jalan
napas
|
29/03/13
|
DS:-Klien juga mengatakan
mengalami nyeri pada otot dan sendi. Klien mengatakn nyeri akan semakin
terasa apabila kakinya digerakan atau dipegang. Nyeri terasa seperti di
tusuk-tusuk pada kaki kiri dan kanan, nyeri menjalar dari lutut sampai ujung
kaki. Skala nyeri 2 dan dirasakan hilang timbul dengan durasi 5 menit.
-Klie megataka badaya lemas
K =
|
Ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
|
Intoleransi aktifitas
|
29/03/13
|
DS:-Klien mengatakan sama sekali
tidak mengetahui tentang penyakit yang dialami saat ini.
DO:-Klien terlihat bingung, Klien
juga tidak mengikuti perintah yang dianjurkan perawat.
|
Kurangnya paparan informasi
|
Defisiensi Pengetahuan
|
D. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
b.d sekresi yang tertahan
2.
Intoleransi aktifitas b.d ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
3.
Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya
paparan informasi
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama
Klien : An. S No. Register : 294884
Umur : 10 Tahun Diagnosa Medis : Avian Influenza
Ruang
Rawat : Bangsal Teratai No.12 Alamat :
Turi,Sidorejo,Ponjong
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan & Keperawatan
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
Nama/TTD
|
1
|
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d sekresi yang
tertahan
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada An.S selama 2x24
jam diharapkan klien dapat bernapas
tanpa hambatan dengan kriteria hasil :
-Saluran napas bersih,tidak ada
sputum yang berlebihan
-Tidak terdapat retraksi dada
-TTV dalam rentang normal :
-Nadi : 80-100x/mnt
-RR: 16-24x/mnt
-TD:120/60-140/90mmHg
-Suhu: 36,5-37,5
|
1.Auskultasi bunyi napas(catat
adanya bunyi napas, misal mengi, krekels, ronki)
2.Monitor TTV
3.Kaji tanda-tanda sianosis
4.Berikan posisi yang nyaman bagi pasien
5.Ajarkan klien teknik batuk efektif
6.Kolaborasikan pemberian terapi oksigen bila memungkinkan
7.Kolaborasikan pemberian terapi obat mukolitik
|
1.Menunjukkan kelainan pada saluran pernapasan
2.Mengetahui tanda
kekurangan asupan O2
3.Mengidetifikasi tanda-tannda abnormal
4.Meningkatkan kenyamanan pasien
5.Mengeluarkan sputum yang tertahan
6.Meningkatkan suplai O2
7.Mempercepat penyembuhan
|
Abu Nur
|
2
|
Intoleransi aktifitas b.d
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada An.S selama
3x24 jam diharapkan pasien dapat beraktifitas dengan kriteria hasil :
-Aktifitas fisik klien meningkat
-Mampu melakukan pemennuhan ADL secara mandiri
-Pasien melaporkan dapat melakukan aktifitas denggan baik
secara mandiri
|
1.Kaji kemampuan aktifitas klien
2.Anjurkan klien untuk melakukan aktifitas secara bertahap
sesuai kemampuan.
3.Libatkan keluarga dalam membantu klien beraktifitas
4.Motivasi klien untuk melakukan aktifitas
|
1.Mengetahui kemampuan aktifitas klien
2.Melatih kemampuan beraktifitas
3.Membantu aktifitas klien
4.Meningkatkan semangat pasien untuk beraktifitas
|
Abu Nur
|
3
|
Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya paparan informasi
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan pada An.S selama 2x24 jam diharapkan klien mengetahui dan
mengerti terkait informasi tentang penyakit dengan kriteria hasil :
-Klien dan keluarga menyatakan
tentang pemahaman tentang penyakit,kondisi,prognosis dan program pengobatan
-Klien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
-Klien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat secara umum
|
1.Jelaskan patofisiologi dari
penyakit dan cara mencegahnya
2.Gambarkan tanda dan gejala yang
bias muncull pada penyakit dengan cara yang tepat
3.Sediakan informasi pada klien
tentang kondisinya
4.Informasikan tentang kemajuan
pada kesembuhan klien
5.Diskusikan penanganan dengan tujuan pengobatan
6.Instruksikan klien mengenai
tanda dan gejala untuk melaporkan kepada perawat
7.Motivasi klien untuk meningkatkan istirahat
|
1.Mengetahui Proses Terjadinya
Penyakit
2.Mengenali Penyakit
3.Agar Kebuutuhan Informasi Klien
Terpenuhi
4.Informasi Tentang Perkembangan
Kesembuhan Klien
5.Mendukung Penyembuhan Penyakit
6.Memberi informasi untuk intervensi
selanjutnya
7.Menjaga kondisi klien
|
Abu Nur
|
F.
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
HARI KE 1
Nama
Klien : An. S No. Register : 294884
Umur : 10 Tahun Diagnosa Medis : Avian Influenza
Ruang
Rawat : Bangsal Teratai No.12 Alamat :
Turi,Sidorejo,Ponjong
Diagnosa Keperawatan
|
Tgl
|
Jam/WIB
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Nama/TTD
|
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d sekresi yang
tertahan
|
29/03/13
|
08.15
09.00
09.30
10.00
10.30
09.00
|
1.Melakukan auskultasi bunyi
napas(catat adanya bunyi napas, misal mengi, krekels, ronki)
2.Memonitor TTV
3.Mengkaji tanda-tanda sianosis
4.Memberikan posisi yang nyaman bagi pasien
5.Mengajarkan klien teknik batuk efektif
6.Memberikan terapi obat sesuai advice :
-Flexatide atrovent 3x1
-Ceftriaxone 2x1gr
-Ranitidin 2x 10gr
-Paracetamol 3x1 tab
|
Tgl. 29/03/13 Jam:14.00 WIB
S:Klien mengatakan sesak dan belum
bisa bernapas dengan lega.
O:-Terlihat retraksi pada dada klien
-Keluar sekret berwarna kuning
kental
-Terdapat sekret pada saluran
pernapasan
-TD: 120/80 mmHg,N: 100x/mnt,RR:30x/mnt,S:
38ºC
A:Ketidakefektifan bersihan jalan
napas teratasi sebagian
P:Intervensi dilanjutkan :
-Auskultasi bunyi napas(catat adanya bunyi napas, misal
mengi, krekels, ronki)
-Monitor TTV
-Kaji tanda-tanda sianosis
-Ajarkan klien teknik batuk efektif
-Kolaborasikan pemberian terapi oksigen bila memungkinkan
|
Abu
Nur
|
Intoleransi aktifitas b.d
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
|
29/03/13
|
08.00
08.00
08.30
09.00
|
1.Mengkaji kemampuan aktifitas klien
2.Menganjurkan klien untuk melakukan aktifitas secara
bertahap sesuai kemampuan.
3.Melibatkan keluarga dalam membantu klien beraktifitas
4.Memotivasi klien untuk melakukan aktifitas
|
Tgl. 29/03/13 Jam:14.00 WIB
S:Klien mengatakan belum bisa
memenuhi kebutuhan ADL secara mandiri
O:-Kebutuhan pasien dipenuhi
dengan bantuan keluarga
-Klien tampak lemah
-K =
P:Intervensi dilanjutkan :
-Kaji kemampuan aktifitas klien
-Anjurkan klien untuk melakukan aktifitas secara bertahap
sesuai kemampuan.
-Libatkan keluarga dalam membantu klien beraktifitas
-Motivasi klien untuk melakukan
aktifitas
|
Abu Nur
|
Defisiensi pengetahuan b.d
kurangnya paparan informasi
|
29/03/13
|
08.15
09.00
09.30
09.40
10.00
10.30
12.00
|
1.Menjelaskan patofisiologi dari
penyakit dan cara mencegahnya
2.Menggambarkan tanda dan gejala
yang bias muncull pada penyakit dengan cara yang tepat
3.Menyediakan informasi pada klien
tentang kondisinya
4.Menginformasikan tentang
kemajuan pada kesembuhan klien
5.Mendiskusikan penanganan dengan tujuan pengobatan
6.Menginstruksikan klien mengenai
tanda dan gejala untuk melaporkan kepada perawat
7.Memotivasi klien untuk
meningkatkan istirahat
|
Tgl. 29/03/13 Jam:14.00 WIB
S:Klien dan keluarga mengatakan mengerti
tentang penyakit,tetapi masih bingung
O:Klien dan keluarga banyak
bertanya,tampak ingin tahu tentang penyakit yang diderita
A: Defisiensi pengetahuan teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan :
-Jelaskan patofisiologi dari
penyakit dan cara mencegahnya
-Gambarkan tanda dan gejala yang
bias muncull pada penyakit dengan cara yang tepat
-Sediakan informasi pada klien
tentang kondisinya
-Informasikan tentang kemajuan
pada kesembuhan klien
-Diskusikan penanganan dengan tujuan pengobatan
-Instruksikan klien mengenai tanda
dan gejala untuk melaporkan kepada perawat
-Motivasi klien untuk meningkatkan
istirahat.
|
Abu
Nur
|
HARI
KE 2
Nama
Klien : An. S No. Register : 294884
Umur : 10 Tahun Diagnosa Medis : Avian Influenza
Ruang
Rawat : Bangsal Teratai No.12 Alamat :
Turi,Sidorejo,Ponjong
Diagnosa Keperawatan
|
Tgl
|
Jam/WIB
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Nama/TTD
|
Ketidakefektifan bersihan jalan
napas b.d sekresi yang tertahan
|
30/03/13
|
08.15
09.00
09.30
10.00
10.30
09.00
|
1.Melakukan auskultasi bunyi
napas(catat adanya bunyi napas, misal mengi, krekels, ronki)
2.Memonitor TTV
3.Mengkaji tanda-tanda sianosis
4.Memberikan posisi yang nyaman bagi pasien
5.Mengajarkan klien teknik batuk efektif
6.Memberikan terapi obat sesuai advice :
-Flexatide atrovent 3x1
-Ceftriaxone 2x1gr
-Ranitidin 2x 10gr
-Paracetamol 3x1 tab
|
Tgl. 30/03/13 Jam:14.00 WIB
S:Klien mengatakan bisa bernapas
dengan lega.
O:-Tidak terlihat retraksi
pada dada klien
-Keluar sekret berwarna kuning
kental
-Saluran pernapasan klien terlihat
terbebas dari sumbatan sekret.
-TD: 120/80 mmHg,N:
85x/mnt,RR:24x/mnt,S: 37,5ºC
A:Ketidakefektifan bersihan jalan
napas teratasi
P:Intervensi dihentikan
|
Abu Nur
|
Intoleransi aktifitas b.d
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
|
30/03/13
|
08.00
08.00
08.30
09.00
|
1.Mengkaji kemampuan aktifitas klien
2.Menganjurkan klien untuk melakukan aktifitas secara
bertahap sesuai kemampuan.
3.Melibatkan keluarga dalam membantu klien beraktifitas
4.Memotivasi klien untuk melakukan
aktifitas
|
Tgl. 30/03/13 Jam:14.00 WIB
S:Klien mengatakan sudah bisa
bergerak,dan turun dari tempat tidur tetapi dibantu dengan keluarga
O:-Sebagian besar kebutuhan
keluarga dipenuhi dengan bantuan
keluarga
-K
=
A:Intoleransi aktifitas teratasi
sebagian
P:Intervensi dilanjutkan :
-Kaji kemampuan aktifitas klien
-Anjurkan klien untuk melakukan aktifitas secara bertahap
sesuai kemampuan.
-Libatkan keluarga dalam membantu klien beraktifitas
-Motivasi klien untuk melakukan
aktifitas
-Kolaborasikann pemberian obat
sesuai advice
|
|
Defisiensi pengetahuan b.d
kurangnya paparan informasi
|
30/03/13
|
08.15
09.00
09.30
09.40
10.00
10.30
12.00
|
.Menjelaskan patofisiologi dari
penyakit dan cara mencegahnya
2.Menggambarkan tanda dan gejala
yang bias muncull pada penyakit dengan cara yang tepat
3.Menyediakan informasi pada klien
tentang kondisinya
4.Menginformasikan tentang
kemajuan pada kesembuhan klien
5.Mendiskusikan penanganan dengan tujuan pengobatan
6.Menginstruksikan klien mengenai
tanda dan gejala untuk melaporkan kepada perawat
7.Memotivasi klien untuk
meningkatkan istirahat
|
Tgl. 30/03/13 Jam:14.00 WIB
S:Klien dan keluarga mengatakan mengerti
tentang penyakit yang ia alami
O:Klien dan keluarga tampak kooperatif
terhadap tindakan yang diberikan perawat
A:Defisiensi pengetahuan teratasi
P:Intervensi dihentikan
|
|
HARI
KE 3
Nama
Klien : An. S No. Register : 294884
Umur : 10 Tahun Diagnosa Medis : Avian Influenza
Ruang
Rawat : Bangsal Teratai No.12 Alamat :
Turi,Sidorejo,Ponjong
Diagnosa Keperawatan
|
Tgl
|
Jam/WIB
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Nama/TTD
|
Intoleransi aktifitas b.d
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
|
31/03/13
|
08.00
08.00
08.30
08.40
09.00
|
1.Mengkaji kemampuan aktifitas klien
2.Menganjurkan klien untuk melakukan aktifitas secara
bertahap sesuai kemampuan.
3.Melibatkan keluarga dalam membantu klien beraktifitas
4.Memotivasi klien untuk melakukan aktifitas
5.Memberikan terapi obat sesuai advice :
-Ceftriaxone 2x1gr
-Ranitidin 2x 10gr
|
Tgl. 31/03/13 Jam:14.00 WIB
S:Klien mengatakan masih lemah,
belum bisa melakukan ADL secara mandiri
O:-Klien terlihat lemah dan
kebutuhan ADL dipenuhi dengan bantuan keluarga
-K =
A:Intoleransi aktifitas teratasi
sebagian
P:Intervensi dilanjutkan :
-Kaji kemampuan aktifitas klien
-Anjurkan klien untuk melakukan aktifitas secara bertahap
sesuai kemampuan.
-Libatkan keluarga dalam membantu klien beraktifitas
-Motivasi klien untuk melakukan
aktifitas
|
Abu Nur
|
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penyakit
flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Flu burung bisa menular ke manusia
bila terjadi kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu
burung.
Satu-satunya cara virus flu burung
dapat menyebar dengan mudah dari manusia ke manusia adalah jika virus flu
burung tersebut bermutasi dan bercampur dengan virus flu manusia. Virus
ditularkan melalui saliva dan feses unggas. Penularan pada manusia karena
kontak langsung, misalnya karena menyentuh unggas secara langsung, juga dapat
terjadi melalui kendaraan yang mengangkut binatang itu, di kandangnya dan
alat-alat peternakan ( termasuk melalui pakan ternak ). Penularan dapat juga
terjadi melalui pakaian, termasuk sepatu para peternak yang langsung menangani
kasus unggas yang sakit dan pada saat jual beli ayam hidup di pasar serta
berbagai mekanisme lain.
B.
Saran
Kita sebagai perawat hendaknya memberikan penyuluhan dan
informasi yang adekuat kepada masyarakat mengenai penyakit flu burung, sehingga
masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup tenntang tanda-tanda yang akan
muncuul ketika seseorang terinfeksi virus H5N1 dan segera membawa ke rumah
sakit dan diihrapkan petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan dan
pengobatan dengan baik agar ttidak terjadi iinfeksi yang lebih berat.Selain itu
sebagai tenaga kesehatan sebaiknya berusaha semaksimall mungkin untuk melakukan
pencegahan terjadiinya penyebaran virus H5N1, dengan meminimalkan faktor
penyebab dengan kolaborasi tenaga kesehatan lain dan pemerintah serta kerjasama
dengan masyarakat
DAFTAR
PUSTAKA
Doengoes,M.E.2008.Rencana Asuhan Keperawatan,Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perwatan pasien.Jakarta: EGC
Muttaqin,Arif.2008.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan.Jakarta:Salemba Medika
Padila.2012.Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah.Yogyakarta:
Nuha Medika
Hidayat,A.A.Aziz.2006.Pengantar kebutuhan Dasar Manusia :Aplikasi
konsep & Proses Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika
Nanda
Internasional.2010.Diagnosa
Keperawatan:Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.Jakarta:EGC
Kusuma,Hardi
& Amin Huda NUrarit.2012.Aplikasi
asuhan Keperawatan berdasarjan NANDA.Yogyakarta:Media Hardy
Wilkinson,Judith
M.2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan
dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC,Ed.7.alih bahasa Widyawati.Jakkarta:EGC
Mansjoer,
Arif, dkk. (2000).Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2, Jakarta : Media
Aesculapius
Artikel yang cukup bagus dan menarik , enak untuk dibaca ..
BalasHapusGejala Tipes Dan Pengobatannya Secara Tradisional
Menu Makanan Untuk Penderita Penyakit Tipes
Kumpulan Buah Untuk Penderita Tipes
Always we are waiting for more information from this post, success is always my friend?
BalasHapusObat Herbal Leukimia Tanpa Kemoterapi
Pengobatan Alternatif Radang Kandung Empedu Terbaik
Obat Alami Pelangsing Paling Ampuh
Pengobatan Alami Untuk Sembuhkan Diabetes Kering
Cara Ampuh Menyembuhkan Diabetes Secara Alami
Good afternoon hopefully can provide information that is more interesting.
BalasHapusAhlinya Obat Hernia
Cara Mengobati Nafas Berbunyi Pada Anak
Obat PengapuranTulang Pinggang
Cara Alami Mengobati Radang Paru-Paru Ampuh
Obat Penyakit Ayan Secara Alami
saya senang berkunjung ke halaman website anda , im very hapy to visit your page . godbless
BalasHapusObat Herbal Epilepsi Pada Anak
Tanda Dan Gejala Epilepsi Pada Anak
Apakah Penyakit Epilepsi Pada Anak Dapat Disembuhkan
Apakah penyakit epilepsi menular
Terapi Epilepsi Pada Anak Secara Alami
Your website is very helpful in wait anymore latest information from this site
BalasHapusobat infeksi rahim herbal
obat herbal infeksi paru paru ampuh
obat herbal liver kronis
This is a very wonderful page happy to visit your page I found your page from google
BalasHapusObat Penyempitan Pembuluh Darah
Obat Sesak Nafas
Obat Jantung Berdebar
Obat Usus Buntu
Terimakasih informasinya sangat bermanfaat gan , jangan lupa di update blogspotnya ..
BalasHapusObat Menghilangkan Panu Yang Membandel | Di Badan & Muka
Obat Gatal Pada Selangkangan Dan Bokong Di Apotik
Cara Mengobati Biang Keringat Pada Bayi Secara Alami Dan Cepat
Cara Mengobati Balanitis Dengan Tuntas Secara Alami | Obat Belanitis Di Apotik
Cara Mengobati Tinea Cruris Secara Alami Dengan Obat Tradisional
Exceptional information, thanks. We wait for more information
BalasHapusObat Herbal Yang Ampuh Untuk Sembuhkan Flek Paru Paru
Bahaya Radang Tenggorokan Dan Obat Radang Tenggorokan Herbal Yang Terbukti Ampuh
Penyebab Penyakit Scabies Serta Obat Scabies ( Kudis / Gudik ) Herbal Yang Ampuh
Agen Resmi Jelly Gamat Qnc Kabupaten Barito Utara Muara Teweh
Cara Ampuh Mengobati Penyakit Degenerasi Makula Secara Alami Sampai Sembuh Total
Cara Alami Menyembuhkan Perikarditis Paling Ampuh Sembuhkan Perikarditis
Obat Degenerasi Makula Tradisional Terbaik Alami MANJUR
The article you create a very attractive and its contents neatly,
BalasHapusCara Ampuh Mengobati Penyakit Gondok Tanpa Operasi Yang Alami
The information is very weighty and very useful. Thank you for presenting this kind of information, do not forget to keep up to date ..
BalasHapusObat Asam Urat Alami Paling Ampuh Di Apotik
Makanan Yang Baik Dikonsumsi Untuk Penderita Asam Urat
Pantangan Makanan Yang Harus Dihindari Penderita Asam Urat
Gejala Nyeri Pada Kaki Disertai Demam
I'm happy to read this article, I ask permission to keep a link about health.Hopefully useful for you all.
BalasHapusobat stenosis spinal herbal terbaik
cara mengatasi badan pegal linu secara alami
cara ampuh mengobati muntaber secara alami
cara menyembuhkan demam tifus secara alami
Cara alami mengatasi penyakit Skizofrenia Paranoid
Articles that are extraordinary and very useful, keep writing friends, I wait for your graffiti. Greetings.
BalasHapusCara Ampuh Mengobati Penyakit Emboli Paru Secara Alami Sampai Sembuh Total
Obat Emboli Paru Tradisional Terbaik 100% Alami MANJUR
Obat Tuba Falopi Tersumbat, Ampuh Mengatasi Dan Menyembuhkannya
this article you share is very useful, success continues!
BalasHapusCara Menghilangkan Benjolan Kecil Di Punggung Tanpa Operasi
Cara Menghilangkan Benjolan Kecil Di Ketiak Tanpa Operasi
Cara Menghilangkan Jerawat Pasir Dengan Cepat dan Alami
This site always provide information that is very inspirational once thanks .
BalasHapusObat Hernia Alami Tanpa Operasi
Obat Tradisional Radang Sendi
Jenis Makanan Penyebab Hipertensi Pada Ibu Hamil
Cara Alami Mengobati Glaukoma Akut
Obat Herbal Penyumbatan Darah
No results betray the process
BalasHapusCara Mengobati Penyakit Mata Trakoma
Obat Kanker Tulang Stadium 4
Obat Asma Kambuhan Untuk Anak Dan Dewasa
Makanan Yang Bagus Untuk Kesehatan Mata Selain Wortel
Cara Menyembuhkan Mata Silinder (Astigmatisma)
Walatra G-Sea Jelly Gamat Rasa Jeruk
The article is interesting but do not forget to fix it again so that the reader more interested
BalasHapusCara Menghilangkan Bentol Di Kelamin Wanita
Cara Mengatasi kulit gatal-gatal merah
Obat Herbal QnC Jelly Gamat Asli Tasikmalaya
Cara Cepat Menyembuhkan Sesak Nafas Karena Asam Lambung
Cara Mengobati Ruam Kulit Disertai Rasa Gatal Secara Alami
Informasi seputar dunia kesehatannya sangat bermanfaat ... update terus min ...
BalasHapusPenyebab Sering Sakit Sendi Mendadak
Kaki Sering Pegal Tanda Penyakit Apa
Kaki Pegal Pegal Saat Malam Hari
Obat Tradisional Untuk Penyakit Nyeri Sendi
obat nyeri otot paha dan betis
Penyebab Jari Tangan Kaku Setelah Bangun Tidur
Cara Mengobati Radang Sendi Secara Alami Dan Cepat Dengan Obat Alami
finally found also the website with the content of articles and useful information. Thank you very much.
BalasHapusWalatra Gamat Emas Kapsul
Obat Hipertiroid Herbal Paling Ampuh Tanpa Operasi
10 Gejala Hipertiroid Yang Perlu Anda Waspadai
Kenali Lebih Banyak Lagi Penyebab Hipertiroid
Khasiat Ciplukan Untuk Mengobati Hipertiroid
Penderita Hipertiroid ? Hindari 7 Makanan Dan Minuman Ini
terima kasih telah berbagi informasi yang bermanfaat
BalasHapusObat Tradisional Perut Panas Dan Perih
Obat Benjolan Di Payudara Sebelah Kiri
Makanan Sehat Bagi Penderita Pembengkakan Hati
Walatra Zedoril-7 Obat Pembunuh Sel Kanker
Ciri-Ciri Kanker Kelamin Pria
Gejala Penyakit Kuning Pada Orang Dewasa
Akibat Dari Sering Menahan Kencing Terlalu Lama
Penyembuhan Erosi Serviks
The latest information we are waiting for lho..semoga what is given can be useful
BalasHapusTerimakash..success always everything..salam know
obat herbal kelenjar tiroid ampuh
obat kanker lidah tradisional
obat kaku leher dan tegang
Information is very useful and can add insight, happy to be on your page, thanks to the information you shared. This is very useful. Good luck always!!
BalasHapusAgen Resmi QnC Jelly Gamat Asli Kabupaten Menggala Tulang Bawang
Agen Resmi QnC Jelly Gamat Asli Kabupaten Sukadana Lampung Timur
The article is good, my information becomes increasing, in the update continue the article to be able to listen to other information ..
BalasHapusPengobatan Alternatif Kista Bartholin
Cara Mengobati Kista Bartholin Dengan Daun Sirsak
Apakah Kista Bartholin Dapat Mengganggu Kehamilan
Nama Antibiotik Untuk Kista Bartholin
Perawatan Luka Pasca Operasi Kista Bartholin
Biaya Operasi Kista Bartholin
Apakah Kista Bartholin Harus Di Operasi
Obat Kista Bartholin Agar Cepat Pecah
Ciri Ciri Penyakit Kista Bartholin
Thanks for the information presented on this day .
BalasHapusObat Tradisional Penyakit TBC Yang Ampuh
Obat Tradisional Sesak Nafas Yang Aman
Penyebab Terjadinya Osteoporosis
Cara Mengobati Mata Xeroftalmia Secara Alami
Obat Herbal Untuk Menyembuhkan Penyakit Kuning
may be useful
BalasHapusBenjolan Di Belakang Leher Terasa Sakit
Efek Asam Lambung Terhadap Jantung
Ciri-Ciri Kanker Vulva
Makanan Untuk Penderita Kanker Usus
Sinusitis Pada Anak 3 Tahun
Walatra Zedoril 7
Ramuan Obat Kelenjar Tiroid
Cara Menghilangkan Miom Di Rahim
This is a site that we wait for more information presentation .
BalasHapusObat Herbal Keratosis Seboroik
Penyebab Dan Komplikasi Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
Agen Jelly Gamat QNC Jagakarsa Cipedak Kota Jakarta Selatan
Obat Kista Ateroma Herbal
Pengobatan Alternatif Nyeri Sendi Lutut Tradisional
dengan adanya informasi ini menambah wawasan bagi kami, terima kasih ^_^
BalasHapusObat Tradisional Ginjal Polikistik
Makanan Untuk Penderita Infeksi Saluran Pencernaan
Cara Mengobati PCOS
Thanks for the information presented on your website
BalasHapusVery in waiting for other information
situs herbal pedia
obat untuk infeksi paru paru
obat untuk keputihan
Informasi yang anda bagikan bisa bermanfaat sekali untuk kami, Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kami ambil dari artikel yang anda buat ini.
BalasHapusRamuan Tradisional Penyumbatan Tuba Falopi
Cara Alami Menghilangkan Benjolan Di Jempol Kaki Karena Asam Urat
Obat Herbal Batu Ginjal Terbukti Paling Ampuh
Obat Gagal Ginjal Kronis Herbal terbaik Tanpa Cuci Darah
Cara Menghancurkan Batu Empedu Tanpa Operasi Secara Alami
information on how to treat the disease using herbal remedies
BalasHapusDaun Sirsak Untuk Kanker Tenggorokan
Cara Mengobati Kanker Sumsum Tulang Belakang
Cara Menghilangkan Fatty Liver
Tanaman Obat Ginjal Bengkak
Kaki Bengkak Di Bagian Pergelangan Kaki
We will always wait for other information that you present on this day.
BalasHapusGejala Diabetes Gestasional Pada Ibu Hamil
Obat Penyakit Kuning Pada Orang Dewasa
Harga Asli Walatra Sehat Mata
Cara Mengobati Osteoarthritis Secara Alami
Obat Alami Untuk Mengobati Migren
An information is a very nice thank you for presenting it.
BalasHapusPenyebab Kanker Lidah Dan Cara Mengobatinya
Perbedaan Antara Flu Dan Pilek
Obat Alami Untuk Pengapuran Tulang
Obat Herbal Untuk Mengobati Payudara Fibrokistik
Walatra Albumin Kapsul
Thanks for the information presented on your website
BalasHapusVery in waiting for other information
manfaat temulawak untuk hepatitis
daun salam untuk sakit pinggang
obat gendang telinga sakit
I thank you very much because with this information can help me and can increase my knowledge.
BalasHapusBahya Penyakit Diabetes Pada Pria Dan Wanita
Finally can listen to this interesting article.
BalasHapusPantangan MakananUntuk Penderita Batu Empedu
Ciri-Ciri Kanker Lambung Stadium 4
Obat Alami Untuk Mengobati Penyakit Kista
Harga Walatra Lycopene Softgel
Obat Alami Pengapuran Tulang
You can share .. success
BalasHapusBest regards..will run activetas
pantangan makanan untuk penderita polip hidung
obat tradisional sinusitis
penyebab kista ginjal
Thanks, the article you created is very interesting and easy to understand
BalasHapushttp://rizkyherbal.com/obat-tbc-herbal-di-apotik/
http://rizkyherbal.com/obat-kanker-usus-besar-stadium-4-alami/
https://obatasamuratagaricpro.com/obat-gagal-ginjal-tanpa-cuci-darah/
The article you created is very easy to understand, Thank you good article
BalasHapushttp://obatasamuratagaricpro.com/obat-stroke-paling-fenomenal/
http://obatasamuratagaricpro.com/obat-gagal-ginjal-tanpa-cuci-darah/
http://obatasamuratagaricpro.com/obat-hepatitis-akut/
http://obatasamuratagaricpro.com/obat-kanker-prostat-yang-ampuh/
http://obatasamuratagaricpro.com/obat-jantung-koroner-ampuh/
http://rizkyherbal.com/obat-kanker-prostat-tanpa-operasi/
http://rizkyherbal.com/pengobatan-hernia-tanpa-operasi/
http://rizkyherbal.com/pengobatan-jantung-koroner-tanpa-operasi/
http://rizkyherbal.com/obat-tbc-herbal-di-apotik/
http://rizkyherbal.com/obat-kanker-usus-besar-stadium-4-alami/
greetings, good luck.
BalasHapusobat jantung bocor secara alami
Thank you for informations
BalasHapusobat liver tradisional
obat tbc usus secara alami
obat pneumonia secara alami
An information presentation that attracts visitors.
BalasHapusObat Alami Untuk Mengatasi Kaki Pecah-Pecah
Obat Alami Untuk Mengeringkan Luka Bekas Operasi Caesar
Makanan Penyebab Asam Lambung Naik
Azka Herbal
thanks for informations
BalasHapushttps://tokoherbalnesv.blogspot.com/
An interesting information presentation.
BalasHapusUpaya Pencegahan Gagal Ginjal Kronis
Pengobatan Benjolan Di Payudara Yang Ampuh Dan Alami
Obat Alami Untuk Jerawat
Obat Alami Anyang-Anyangan
Your article is very good
BalasHapusTanaman Obat Maag Paling Ampuh
An information that can inspire everyone.
BalasHapusPengobatan Alami Kardiomiopati
cara menyembuhkan penyakit mata pterigium
BalasHapusThank you for the cooperation that has been established, we will discuss it again next time.
BalasHapusPenyebab Maag Kronis Kambuh
hopefully what you want can be achieved easily and well
BalasHapusMudah Berdarah dan Memar
Your article is very satisfying and very good, I'm proud of you.
BalasHapusObat Herbal Tumor Hati
thank you, your article was very helpful.
BalasHapus3 Resep Umpan Jitu Ikan Nila Dengan Campuran Essen
the article you made is amazing ^_^
BalasHapusUmpan Ikan Patin Kolam Air Hijau
I really like the information you convey. Thanks
BalasHapusEssen Ikan Nilem Babon Paling Joss
the article that you share is very useful especially for those in need.
BalasHapusUmpan Pelet Serbuk Aroma Amis Untuk Ikan Lele